kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.839   -99,00   -0,63%
  • IDX 7.416   -76,23   -1,02%
  • KOMPAS100 1.146   -13,08   -1,13%
  • LQ45 907   -12,67   -1,38%
  • ISSI 225   -1,05   -0,47%
  • IDX30 467   -7,79   -1,64%
  • IDXHIDIV20 564   -8,40   -1,47%
  • IDX80 131   -1,45   -1,09%
  • IDXV30 140   -0,65   -0,46%
  • IDXQ30 156   -2,00   -1,26%

Harga beras medium terus bergerak naik


Sabtu, 19 November 2011 / 10:24 WIB
Harga beras medium terus bergerak naik
ILUSTRASI. Tahun depan, menjadi kesempatan emas bagi Indonesia untuk menarik investasi masuk.


Reporter: Bernadette Christina Munthe | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemdag) mencatat rata-rata harga beras medium di tingkat nasional terus bergerak naik. Data Kemdag per Jumat(18/11) menunjukkan rata-rata harga beras medium nasional telah mencapai Rp 7.723 per kg.

Rata-rata harga beras nasional sepanjang November 2011 berada di tingkat Rp 7.698 per kg, naik 13,33 % secara tahunan dibandingkan rata-rata harga pada November 2010 sebesar Rp 6.792 per kg.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran menilai kenaikan ini terlalu tinggi. "Kalau inflasi kita hanya 6% seharusnya kenaikan harga juga sekitar itu, kalau sudah di atas 10% ini terlalu tinggi," kata Ngadiran ketika dihubungi KONTAN, Jumat(18/11).

Kemdag mencatat harga beras tertinggi terjadi di Jambi dengan harga Rp 8.750 per kg dan terendah di Gorontalo Rp 6.000 per kg. Sementara itu harga rata-rata beras IR 64-III di beberapa pasar tradisional di DKI Jakarta mencapai Rp 7.500 per kg

Data Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mencatat rata-rata harga beras IR 64-III di tingkat pedagang Rp 6.800 per kg, beras IR 64-II Rp 7350 per kg dan IR 64-I Rp 7.750 per kg. Dengan tingkat harga ini, Sekretaris Koperasi Nellys Soekidi menilai data harga yang dicatat Kemdag terlalu tinggi.

"Saya sebenarnya agak ragu karena harga di konsumen idealnya hanya selisih Rp 300 per kg dari harga di Cipinang," kata Nellys lewat sambungan telepon kemarin.

Meskipun demikian Nellys dengan kenaikan harga di kisaran Rp 100 hingga Rp 200 per kg mengatakan saat ini harga beras di PIBC masih stabil karena pemerintah telah melakukan operasi pasar. Saat ini rata-rata pasokan beras ke PIBC juga dicatat masih mencukupi dengan rata-rata pasokan 3000 ton dan pengeluaran 2.923 ton per hari pada November ini.

Terganggunya kontrak impor beras Indonesia dengan sejumlah negara eksportir dan angka ramalan (Aram) III yang memperkirakan produksi hanya 65,39 juta ton gabah kering giling (GKG) menurut Nellys tak terlalu mempengaruhi pasar. "Pedagang tidak memperhatikan hal seperti itu, tetapi melihat fakta apakah barangnya ada atau tidak. Kalau harga hanya naik Rp 100 sampai Rp 200 per kg itu cuma fluktuasi," kata Nellys.

Nellys mengatakan saat ini harga beras masih terkendali karena operasi pasar(OP) yang dilakukan pemerintah. Tanpa OP, dia memperkirakan harga beras medium di tingkat pedagang bisa mencapai Rp 7.500 per kg. Ngadiran mengatakan rendahnya produksi dalam negeri dan kecenderungan pemerintah mengimpor beras sebagai solusi atas kekurangan pasokan membuat petani tak antusias berproduksi sehingga produksi rendah dan harga tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×