kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga CPO membaik, Saraswanti (SAMF) optimistis kinerjanya bisa lebih dari tahun lalu


Selasa, 17 November 2020 / 20:25 WIB
Harga CPO membaik, Saraswanti (SAMF) optimistis kinerjanya bisa lebih dari tahun lalu
ILUSTRASI. Pabrik pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF).


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Saraswanti Anugerah Makmur TBK (SAMF) optimistis mampu mencatatkan kinerja top line dan bottom line yang prima di paruh kedua tahun ini.

Optimisme ini berdasar pada pelonggaran kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) lokal di beberapa daerah serta tren harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang membaik memasuki kuartal ketiga tahun ini.

Direktur Saraswanti Anugerah Makmur, Dadang Suryanto menyebutkan, permintaan pupuk dari perusahaan perkebunan kelapa sawit mengalami peningkatan seiring tren harga CPO yang positif di kuartal III 2020.

Hal tersebut diiringi dengan aktivitas distribusi pupuk perusahaan yang juga membaik pasca adanya pelonggaran kebijakan PSBB lokal di sejumlah daerah.

Baca Juga: Pemasaran terganggu PSBB, laba bersih Saraswanti (SAMF) turun 14% di semester I-2020

Bersamaan dengan permintaan yang meningkat dari sektor kelapa sawit, utilisasi produksi perusahaan saat ini kembali ke posisi normal di angka 80% setelah sebelumnya sempat menyusut.

Maklumlah, saat ini lebih dari 80% penjualan pupuk SAMF memang menyasar perkebunan kelapa sawit, sedang sisanya menyasar perusahaan-perusahaan perkebunan tanaman lainnya.

“Biasanya kalau (harga) CPO naik, aktivitas di kebun (sawit) juga naik, demand pupuk ke kita pun ikut naik,”  kata Dadang kepada Kontan.co.id, Selasa (17/11).

Sedikit kilas balik, sebelumnya kinerja SAMF sempat turun di paruh pertama. Mengutip laporan keuangan perusahaan per 30 Juni 2020, SAMF hanya mencatatkan penjualan sebesar Rp 623,86 miliar di paruh pertama tahun ini.

Bila dibandingkan penjualan periode sama tahun lalu yang mencapai  Rp 641,93 miliar, realisasi penjualan SAMF di semester I 2020 turun tipis  2,81%.

Realisasi penjualan yang turun turut menekan perolehan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih perusahaan.

Tercatat, laba bersih SAMF turun 14,40% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula Rp 51,73 miliar di semester I tahun lalu menjadi Rp 44,28 miliar pada semester I tahun ini.

Berdasarkan penjelasan Dadang, selain karena harga CPO yang tidak terlalu baik di kuartal II 2020, penurunan kinerja perusahaan di semester I 2020 juga disebabkan oleh aktivitas distribusi pupuk perusahaan yang terhambat oleh penerapan PSBB lokal di sejumlah daerah.

“Distribusi kami sampai ke kebun-kebun itu terganggu, sementara kita kalau enggak bisa deliver pupuknya kan jadi enggak ada invoice kan, jadi kami turunlah penjualannya,” terang Dadang.

Baca Juga: Ekspansi pabrik Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) tidak terdampak pandemi Covid-19

Untungnya, kendala serupa tidak lagi dijumpai di semester kedua sejauh ini. Dadang bahkan memproyeksi, perolehan kinerja yang diperoleh di semester kedua bisa menutupi penurunan kinerja perusahaan yang sempat terjadi di semester I tahun ini.

Itulah sebabnya, SAMF optimis realisasi penjualan dan laba bersih perusahaan di sepanjang tahun ini akan bisa lebih baik dibanding tahun lalu.

Sayangnya, Dadang masih enggan buka-bukaan soal besaran proyeksi yang dimaksud maupun target kinerja yang ingin dikejar sampai tutup tahun. Sebagai gambaran, penjualan SAMF pada tahun 2019 lalu tercatat sebesar Rp 1,28 triliun, sementara laba bersihnya tercatat sebesar Rp 82,11 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×