kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga karet melar 14% dalam dua bulan terakhir


Jumat, 14 Desember 2012 / 08:46 WIB
Harga karet melar 14% dalam dua bulan terakhir
ILUSTRASI. Perusahaan menara dan infrastruktur telekomunikasi?PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)


Reporter: Handoyo | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Langkah tiga negara produsen karet utama dunia memangkas volume ekspor berhasil mengerek harga bahan baku ban ini. Di pasar internasional, harga karet melar 14% menjadi US$ 2,9 per kilogram (kg) dalam dua bulan terakhir.

Tiga negara produsen karet yang tergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC) yakni Thailand, Indonesia dan Malaysia, sebelumnya berkomitmen mengurangi volume ekspor karet atau Agreed Export Tonnage Scheme (AETS).

Ketiga negara akan memangkas volume ekspor karet seberat total 300.000 ton selama enam bulan, sejak Oktober 2012 hingga Maret 2013. Kebijakan tersebut dalam upaya mendongkrak harga karet di pasar internasional.

"Ketiga negara ITRC mencatat bahwa penerapan AETS cukup efektif meningkatkan harga karet," ujar Iman Pambagyo, Dirjen Kerja sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Kamis (13/12). Tapi dia tak menyebutkan realisasi ekspor karet ketiga negara ITRC selama dua bulan terakhir.

Berdasarkan laporan Monitoring and Surveillance Committee (MSC) yang melakukan verifikasi lapangan pada November dan Desember 2012, penurunan volume ekspor ketiga negara anggota ITRC sesuai kesepakatan AETS.

Harga rata-rata karet gabungan di ketiga negara atau daily composite price menanjak dari US$ 2,54 per kg sebelum kebijakan berlaku menjadi US$ 2,9 per kg pada awal Desember 2012. Di Tokyo Commodity Exchange, harga karet untuk pengiriman Desember 2012 saat ini berkisar US$ 2,9 per kg, tumbuh 7% dibandingkan harga awal Oktober di kisaran US$ 2,7 per kg.

Penasehat Utama Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo), Asril Sutan Amir, mengatakan Indonesia berhasil mengurangi ekspor karet.
"Dalam dua bulan terakhir, ekspor karet Indonesia rata-rata di bawah 200.000 ton per bulan," ungkap Asril. Selama 2011, Indonesia mengekspor karet rata-rata seberat 212.975 ton per bulan.

Hingga akhir 2012, Gapkindo memprediksi ekspor karet Indonesia maksimal hanya 2,4 juta ton, menyusut 6,25% dari volume ekspor tahun lalu. Adapun produksi tahun ini diproyeksikan menurun 8,03% menjadi 2,75 juta ton.

Kenaikan harga karet di bursa komoditas internasional tentu ikut mendongkrak harga di tingkat petani rakyat. Asril mencontohkan, dengan harga karet US$ 2,75 per kg, maka harga beli karet dari petani senilai Rp 8.000 per kg. Jika harga karet internasional US$ 3 per kg, maka harga karet di tingkat petani Rp 12.000 per kg.

Ketua Umum Asosiasi Petani Karet Indonesia (Apkarindo), Lukman Zakaria, menambahkan, dalam sebulan terakhir harga jual karet di tingkat petani meningkat. Saat ini harga jual karet dari petani dengan tingkat kekeringan 55% seharga Rp 10.000 per kg, sedangkan sebulan lalu harganya masih Rp 9.000 per kg.

Demi mengatasi gejolak harga dan memperkuat posisi negara produsen karet alam, ketiga negara anggota ITRC juga menyepakati pembentukan
Pasar Karet Regional atau Regional Rubber Market. Pasar ini diharapkan bisa membentuk harga riil karet sekaligus menjalankan fungsi lindung nilai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×