kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Harga Melambung, Kontribusi Segmen Batubara Indika Energ (INDY) Naik Jadi 80% di 2021


Selasa, 05 April 2022 / 07:40 WIB
Harga Melambung, Kontribusi Segmen Batubara Indika Energ (INDY) Naik Jadi 80% di 2021


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melambungnya harga batubara yang terjadi di 2021 membuat kontribusi pendapatan batubara ke kinerja keuangan PT Indika Energy Tbk (INDY) meningkat menjadi 80% dari sebelumnya 75% di 2020. Padahal, Indika punya target ambisius untuk mengejar target pendapatan dari sektor non-batubara hingga 50% di 2025 mendatang. 

Melansir laporan keuangan di 2021, Indika Energy membukukan pendapatan sebesar US$ 3,06 miliar atau naik 69,2% dibandingkan US$ 1,81 miliar pada tahun 2020. 

Pendapatan dari segmen penjualan batubara di tahun lalu mencapai US$ 2,68 miliar yang didominasi dari penjualan ke luar negeri US$ 2,08 miliar dan sisanya dari domestik US$ 606,62 juta. Dengan kata lain, menurut perhitungan Kontan.co.id kontribusi pendapatan dari segmen batubara sebesar 87,8% di sepanjang 2021. 

Sebelumnya dalam keterangan resmi, manajemen INDY menjelaskan katalis positif kenaikan pendapatan ini terutama didorong oleh meningkatnya harga jual batubara di mana indeks rata-rata Newcastle di tahun 2021 sebesar US$ 137,3 per ton dibandingkan US$ 60,7 per ton di tahun sebelumnya. 

Di tahun 2021, Pendapatan Kideco meningkat 75,8% menjadi US$ 2,19 miliar – terutama disebabkan karena meningkatnya harga jual batubara rata-rata dan volume penjualan. Kideco menjual 35,8 juta ton batubara dengan harga jual rata-rata sebesar US$ 61,4 per ton.

Baca Juga: Kembangkan Bisnis Tenaga Surya, Indika Energy (INDY) Butuh US$ 250 Juta hingga 2025

"Dari perspektif Perusahaan, kami tidak dapat mengontrol harga batubara. Yang bisa kami kontrol adalah bagaimana diversifikasi bisnis tetap berjalan," ujar Purbaja Pantha Director and Group Chief Investment Officer Indika Energy saat ditemui di Jakarta, Senin (4/4). 

Purbaja menegaskan, agenda diversifikasi bisnis ke segmen non-batubara akan terus dilaksanakan pada berapapun posisi harga batubara. Menurutnya, meskipun kontribusi pendapatan dari sektor batubara meningkat di 2021, pihaknya tetap optimistis mencapai target pendapatan dari segmen non-coal sebesar 50% di 2025. 

"Di segmen non-coal ada Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS) yang sudah menargetkan dapat meraih kontrak pemasangan (Solar PV) hingga 500 MWp hingga 2025 mendatang. Selain itu, ada juga bisnis mineral yang sedang dalam masa konstruksi dan akan menjadi penyeimbang yang bagus dalam program diversifikasi di 2025," imbuhnya. 

Sejatinya, INDY memulai diversifikasi bisnis ke energi bersih sejak 2018 atau saat ini sudah berjalan selama 4 tahun. Menurut Purbaja, bisnis energi untuk mendukung transisi energi ini merupakan salah satu area bisnis yang menarik bagi Indika. 

"Sebagai perusahaan energi, area bisnis yang paling banyak kami diskusikan tentu mengenai transisi energi dan salah satu terbesarnya di renewable energy," ujarnya. 

Adapun khusus untuk EMITS, dia bilang, saat ini teknologi Solar PV sudah matang dan dapat dikembangkan secara komersial. Adapun diversifikasi dengan memanfaatkan energi surya merupakan upaya yang paling masuk akal untuk dilakukan saat ini. 

Selain untuk mendukung target dekarbonisasi Indika secara korporasi, pengembangan bisnis PLTS ini juga untuk membantu pemerintah mengejar target bauran energi 23% di 2025. 

Vice President Director and CEO Indika Energy Azis Armand menambahkan, upaya INDY untuk mengejar target pendapatan 50% dari bisnis non-coal adalah dengan upaya investasi maupun divestasi. 

Baca Juga: Ini Penopang Laba Bersih Indika Energy (INDY) yang Mencapai US$ 57,7 Juta

"Kami akan investasi dan divestasi, semua peluang akan kami pertimbangakan. Namun, rencana divestasi lagi belum ada sejauh ini," jelasnya saat ditemui dalam kesempatan yang sama. 

Pada 18 Februari 2022, Indika Energy menandatangani Perjanjian Jual Beli Bersyarat (CSPA) dengan PT Caraka Reksa Optima (CARA) sesuai dengan rencana penjualan seluruh saham di PT Petrosea Tbk. kepada CARA, efektif terhitung sejak tanggal 25 Februari 2022.

Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Bersyarat, Indika bermaksud untuk menjual seluruh 704.014.200 saham di Petrosea yang mewakili 69,8% dari modal disetor Petrosea sebesar US$ 146,58 juta - berdasarkan penilaian indikatif sebesar US$ 210 juta - untuk basis 100%. Transaksi ini diharapkan selesai pada akhir Mei 2022, dengan pemenuhan sejumlah persyaratan pendahuluan sebagaimana diatur di dalam CSPA.

Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, beberapa tahun belakangan, INDY banyak berinvestasi ke sejumlah sektor non-batubara mulai dari tambang emas, logistik, infrastruktur, hingga ke bidang energi terbarukan. 

 

Selain melakukan investasi dan divestasi, Indika juga melaksanakan dekarbonisasi operasional baik melalui inisiatif efisiensi dan terapan teknologi.

Di awal 2021, EMITS sudah memasang solar farm di Kideco Campsite, Kalimantan Timur. Awalnya surya panel ini untuk pilot project yang kemudian lanjut ke beberapa proyek di wilayah pertambangan. Dengan dipasangnya solar panel berkapasitas 409 kilo watt peak (KWP) ini, dapat menghemat pemakaian diesel hingga 132.755 liter per tahun atau setara dengan 373,8 ton CO2eq. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×