kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga melonjak, begini realisasi produksi batubara dari sejumlan emiten di awal tahun


Senin, 21 Juni 2021 / 17:18 WIB
Harga melonjak, begini realisasi produksi batubara dari sejumlan emiten di awal tahun
ILUSTRASI. Tambang batubara PT Bukit Asam (PTBA) di Tanjung Enim


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah produsen batubara makin mantap memacu produksi batubara di tahun ini. Hal ini terjadi karena harga batubara global yang terus menguat sejak awal tahun membuat perusahaan batubara tak mau ketinggalan momentum. 

Dengan kenaikan harga batubara global, harga batubara acuan (HBA) Indonesia pun ikut terkerek. Buktinya, selama empat bulan berturut-turut, HBA terus naik. 

Dimulai dari HBA bulan Maret 2021 yang berada di posisi US$ 84,47 per ton, yang kemudian naik menjadi US$ 86,68 per ton pada HBA bulan April. Kemudian pada Mei 2021, HBA makin tinggi dan berada di posisi US$ 89,74 per ton. Bahkan, pada bulan Juni, HBA bertengger di US$ 100,33 per ton. 

Momentum ini akhirnya ikut dimanfaatkan PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Perusahaan pelat merah tersebut melihat harga batubara saat ini berada di level tertinggi selama 1 dekade terakhir. 

Sekretaris Perusahaan PTBA Apollonius Andwie C mengatakan, proyeksi bisnis batubara di tahun ini secara global masih cukup cerah. Mengingat harga batubara masih berada di level tertinggi selama 1 dekade terakhir. 

Pada kuartal I 2021, produksi batubara PTBA pun mencapai 4,5 juta ton, dengan volume penjualan sebanyak 5,9 juta ton.

Baca Juga: Kenaikan harga batubara jadi katalis positif, ini rekomendasi saham PTBA

"Secara prospek bisnis, PTBA melihat permintaan domestik dipastikan bertambah dengan adanya pembangunan smelter," kata dia kepada Kontan.co.id, Senin (21/6). 

Pollo, panggilan Apollonium, menambahkan, penjualan ekspor PTBA pun akan dinaikkan porsinya, seiring dengan target peningkatan produksi menjadi 30 juta ton di tahun 2021. 

Sementara itu. Sekretaris Perusahaan PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) Sudin Sudirman pun menyadari prospek bisnis batubara di tahun ini masih cerah. "kami melihat masih bagus dan positif prospeknya di tahun 2021," kata dia. 

Pada kuartal pertama, produksi batubara GEMS mencapai 8,9 juta ton. Realisasi ini naik dibandingkan kuartal I-2020 yang sebesar 8,4 juta ton. 

Walau melihat prospek batubara cerah, GEMS tidak memerinci kenaikan permintaan yang telah didapatkan perusahaan. Yang jelas, perusahaan sudah melakukan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2021, dengan produksi batubara yang naik 18,56% dibandingkan target sebelumnya menjadi 39,6 juta ton. 

Sebelum revisi RKAB, total target produksi batubara GEMS di tahun ini hanya 33,4 juta ton.  "Adapun mayoritas penjualan batubara tetap ke ekspor, kurang lebih komposisinya di tahun ini 65% ekspor dan 35% ke dalam negeri," ujar Sudin.

 

Menghadapi kenaikan harga batubara, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) tak mau tergesa-gesa untuk mengerek target produksi. Perusahaan memilih untuk tetap fokus pada keunggulan operasional dari bisnis inti perusahaan. 

Head of Corporate Communication Adaro Energy Febriati Nadira menjelaskan, perusahaan akan terus fokus terhadap keunggulan operasional bisnis inti, meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasional di tahun ini. 

Selain itu, ADRO tetap menjaga kas dan mempertahankan posisi keuangan yang solid di tengah situasi sulit yang berdampak terhadap sebagian besar dunia usaha. 

"Adaro akan terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana di tambang-tambang milik perusahaan dengan terus berfokus untuk mempertahankan marjin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan," kata dia. 

Pada periode Januari-Maret 2021, realisasi produksi batubara ADRO sebenarnya turun 11% yoy menjadi 12,87 juta ton. Penurunan juga terjadi pada volume penjualan batubara ADRO yang hanya 12,59 juta ton. 

Baca Juga: Harga batubara naik, analis rekomendasikan saham-saham ini

Manajemen ADRO menjelaskan, penurunan produksi dan penjualan terjadi karena cuaca akibat La Nina yang menyebabkan hujan lebat dan gelombang tinggi di awal tahun. Masalah ini mempengaruhi kegiatan logistik di awal tahun.

Adapun ADRO memaparkan, harga jual rata-rata (ASP) pada tiga bulan pertama tahun ini naik 9% yoy yang mencerminkan peningkatan harga batubara di musim dingin dari akhir 2020 sampai awal 2021.

ADRO menargetkan produksi batubara tahun 2021 di rentang 52 juta ton-54 juta ton. Target ini turun tipis dari realisasi produksi batubara tahun lalu yang mencapai 54,53 juta ton.

Sebagai informasi, secara nasional Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatatkan produksi batubara hingga Mei 2021 mencapai 237 juta ton. Realisasi tersebut mencapai sekitar 38% dari target produksi sepanjang tahun ini yang ditetapkan sebesar 625 juta ton. 

Adapun realisasi Domestic Market Obligation (DMO) hingga akhir Mei 2021 mencapai 51,8 juta ton atau 37,7% dari target yang ditetapkan.

Selanjutnya: Masih tertekan, rupiah berpotensi lanjut melemah pada Selasa (22/6)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×