Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - CILACAP. Setelah sukses uji coba di Kilang Cilacap (RU IV), PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) membidik kilang lain untuk ikut memproduksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbahan baku minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO).
Direktur Operasi KPI Didik Bahagia mengungkapkan, saat ini pihaknya tengah menyiapkan replikasi produksi SAF di Kilang Balongan (RU VI) dan Dumai. Targetnya, pada semester II-2026 kedua kilang tersebut sudah bisa menghasilkan avtur ramah lingkungan.
“Keberhasilan di RU IV Cilacap dalam memproduksi SAF akan kami lanjutkan. Saat ini sedang progres replikasi di RU VI Balongan. Kita harus akselerasireplikasi peningkatan produksiSAF di Balongan, di Dumai," kata Didik di Kilang Cilacap, Rabu (27/8).
Baca Juga: Kilang Pertamina Internasional (KPI) Caplok 14% Saham Patra SK
Didik menjelaskan, replikasi di Balongan diproyeksikan mampu mengolah sekitar 38.000 kiloliter UCO per tahun. Dari pasokan itu, potensi produksi SAF mencapai sekitar 1,23 juta kiloliter per tahun. Jumlah ini diperkirakan mencukupi kebutuhan avtur ramah lingkungan bagi penerbangan domestik, bahkan berpeluang ekspor.
“Dan insyaallah ini bisa comply kebutuhan seluruh SAF domestic flight di Indonesia dan akan ada indikasi ekspor yang bisa kita ekspor ke negara-negara lain,” jelas Didik.
Didik menambahkan, pasokan minyak jelantah di dalam negeri masih tergolong surplus, baik dari rumah tangga maupun industri. Hal ini membuka peluang besar untuk mempercepat pengembangan SAF di kilang lain.
Sebagai catatan, Singapura baru akan menerapkan kewajiban penggunaan SAF sebesar 1% mulai 2026. Sementara Pertamina melalui uji coba di Cilacap telah membuktikan mampu memproduksi SAF dengan campuran 2,5%–3%.
Sebelumnya, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) resmi melakukan lifting/pengiriman perdana produk Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbahan baku campuran Used Cooking Oil (UCO) atau minyak jelantah.
Pengiriman perdana ini setelah melalui rangkaian pengujian standar kualitas di laboratorium PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap dan Lemigas.
Direktur Utama KPI Taufik Adityawarman mengungkapkan, pengiriman perdana ini dilakukan dalam rangka penerbangan Pertamina SAF berbahan baku minyak jelantah yang akan mulai dilaksanaan pertengahan Agustus ini dengan menggunakan pesawat Pelita Air Services dengan rute Jakarta - Denpasar. Sekitar 32 kilo liter Pertamina SAF dari Kilang Cilacap disiapkan untuk penerbangan tersebut.
Baca Juga: Gotong-Royong Kilang Pertamina Internasional dan Warga Kaliandra Menaklukkan Longsor
“Proyek Green Refinery Cilacap ini merupakan langkah strategis untuk mempercepat transisi energi menuju energi terbarukan dan berkontribusi pada pengurangan emisi karbon hingga 84% lebih rendah dibandingkan avtur fosil,” jelas Taufik dalam keterangan resmi, Selasa (12/8).
Selain itu, minyak jelantah yang digunakan telah diuji secara menyeluruh, kemudian diproses di Green Refinery Cilacap pada Unit Treated Distillate Hydro Treating (TDHT). Proses produksi dilakukan dengan teknologi Co-Processing UCO yaitu menggunakan Katalis Merah Putih hasil yang merupakan hasil formulasi dan produksi dalam negeri.
Produk Pertamina SAF juga telah memenuhi standar internasional ASTM D1655 dan DefStan 91-091. Pencapaian ini menjadikan Pertamina SAF sebagai produk SAF pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang bersertifikat resmi.
Untuk tahap awal, kapasitas produksi ditargetkan sebesar 9 metric barrel dengan komposisi 2–3% UCO. Selanjutnya KPI juga akan melakukan pengiriman dengan menggunakan kapal sebanyak 1,7 juta liter dengan tujuan Bandara Soekarno Hatta Jakarta.
Selanjutnya: Capai Swasembada Pangan, Pupuk Kaltim dan Kementan Pastikan Ketersediaan Pupuk
Menarik Dibaca: Film Legenda Kelam Malin Kundang Rilis Teaser Poster dan Teaser Trailer
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News