kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak terkoreksi, kinerja Medco Energi (MEDC) turun di semester I 2020


Minggu, 04 Oktober 2020 / 09:45 WIB
Harga minyak terkoreksi, kinerja Medco Energi (MEDC) turun di semester I 2020
ILUSTRASI. Medco Energi Internasional (MEDC) mengalami penurunan kinerja di semester pertama 2020.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mengalami penurunan kinerja yang tercatat dalam laporan keuangan semester pertama 2020.

Bila ditelusuri, penjualan dan pendapatan usaha MEDC lainnya turun 11,33% (yoy) dari US$ 596,88 juta di semester I-2019 menjadi US$ 551,76 juta di semester I-2020. Mayoritas pendapatan MEDC masih berasal dari bisnis penjualan migas sebesar US$ 470,68 juta. Kemudian diikuti oleh penjualan tenaga listrik dan jasa terkait lainnya sebesar US$ 79,31 juta serta pendapatan dari jasa sebesar US$ 1,77 juta.

Roberto Lorato, Direktur Meco Energi Internasional mengatakan, penurunan kebutuhan energi akibat pandemi Covid-19 mengakibatkan harga minyak dunia di kuartal kedua terkoreksi hingga di bawah US$ 30 per barel dan memangkas permintaan gas ke level minimum.

Untuk menyikapi kondisi tersebut, MEDC menerapkan protokol keselamatan dan kesehatan di tempat kerja untuk melindungi pekerja dan menjaga keberlangsungan usaha. “Perusahaan juga mengurangi pengeluaran sebesar US$ 200 juta dan merevisi panduan produksi di tahun 2020 menjadi 100 mboed-105 mboed,” kata  Roberto Lorato dalam siaran pers di situs Medco Energi Internasional, Sabtu (3/10).

Baca Juga: Right issue jadi katalis positif, analis rekomendasikan beli saham MEDC

Sedangkan untuk mengantisipasi masa depan yang lebih baik, MEDC akan terus berinvestasi di segmen migas terutama dalam eksplorasi dan proyek lain yang memberikan nilai tambah. Adapun di bidang ketenagalistrikan, anak usaha MEDC yaitu Medco Power tengah menyelesaikan proyek CCGPP Riau berkapasitas 275 megawatt (MW).

Berikut ini adalah rangkuman ikhtisar keuangan MEDC di semester I-2020:

1.  Menyelesaikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue yang oversubscribed sebesar 43% senilai Rp 1,78 triliun atau US$ 120 juta dengan partisipasi 98% pemegang saham.

2.  EBITDA MEDC di semester I-2020 turun 5% (yoy) menjadi US$ 305 juta. Efisiensi biaya dan sinergi dari integrasi Ophir mampu mengurangi biaya overhead sebesar US$ 17 juta, sehingga mempertahankan EBITDA untuk tetap stabil meski terjadi penurunan permintaan energi dan turunnya realisasi harga minyak sebesar 39% atau US$ 38,7 per barel di semester I-2020, dibandingkan dengan harga di semester I-2019 sebesar US$ 63,6 per barel.

3.  MEDC membukukan rugi bersih di semester I-2020 sebesar US$ 96 juta. Keuntungan dari segmen minyak dan gas serta ketenagalistrikan mampu mengimbangi kerugian di bisnis pertambangan melalui PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), impairment keuangan akibat harga minyak, dan kerugian pada operasi yang dihentikan.

4.  Likuiditas MEDC tetap kuat dengan posisi kas dan setara kas sebesar US$ 695 juta per 30 Juni 2020 atau naik dari posisi US$ 595 juta pada akhir tahun lalu.

5.  MEDC telah melakukan lindung nilai sebesar 7,5% dari produksi 2020 hingga 2021 dengan rata-rata harga di level US$ 48 per barel dan US$ 42 per barel untuk memberikan perlindungan terhadap permintaan energi yang lebih rendah.

6.   Pada Juni 2020, MEDC menandatangi perjanjian dengan SKK Migas untuk beberapa production sharing contract (PSC) di Indonesia guna menjaga agar pendapatan perusahaan dari produksi gas tidak berubah. Hal ini mengacu pada penyesuaian harga gas konsumen sesuai Keputusan Menteri No. 89K/2020 dan No. 91K/2020.

7.   Belanja modal MEDC di semester I-2020 sebesar US$ 178 juta. Angka ini terdiri dari US$ 120 juta pada bisnis migas untuk penyelesaian proyek Meliwis di Jawa Timur pada bulan Juli, pengeboran eksplorasi yang berhasil di South Natuna, dan US$ 58 juta pada Medco Power untuk pembangunan Riau CCGPP serta pengeboran eksplorasi panas bumi Ijen.

8. Pada kuartal I-2020, MEDC melakukan tender offer untuk obligasi 144A/Reg S Senior Notes sebesar US$ 400 juta dan pada bulan Agustus melaksanakan call option atas sisa utang.

9.  Utang bruto MEDC tercatat sebesar US$ 2,7 miliar atau turun 8% (yoy) di semester I-2020 dengan utang bersih sebesar US$ 2.074 juta atau turun 5% (yoy). Rasio utang bersih terhadap EBITDA pada akhir semester I-2020 tercatat sebesar 3,7 kali. MEDC akan mempertahankan target leverage 3 kali dan akan terus mengurangi utang dengan ekspektasi bahwa harga komoditas akan pulih kembali dalam waktu dekat.

Baca Juga: Akibat pandemi, Medco Energi (MEDC) masih sulit memproyeksikan harga minyak

MEDC juga menyampaikan beberapa ikhtisar operasional di semester I-2020 sebagai berikut:

1.  Produksi migas MEDC di semester I-2020 berada di level 101 mboepd atau naik 5% (yoy) setelah akuisisi Ophir. Permintaan gas jauh di bawah kapasitas perusahaan dan di bawah tingkat normal sebelum pandemi Covid-19.

2.  Biaya tunai per unit MEDC sebesar US$ 7,8 per boe atau sesuai dengan panduan tahunan dan di bawah level semester I-2019, meski terdapat pengeluaran sebesar US$ 8 juta untuk menjaga kelangsungan bisnis selama pandemi Covid-19.

3.  Menyusul penemuan eksplorasi komersial pada kuartal I-2020 di sumur Bronang-2 dan Kaci-2, MEDC sukses mengebor sumur ekplorasi lanjutan pada September di sumur Terubuk-5. Penemuan ini akan dikembangkan dengan cepat dengan menggunakan infrastruktur PSC South Natuna Sea.

4. Medco Power dan Kansai Electric Power Company telah menandatangani aliansi strategis untuk pengembangan fasilitas IPP gas baru di Indonesia.

5. Medco Power mampu menghasilkan penjualan listrik sebesar 1.136 GWh pada semester I-2020 atau turun 9% (yoy) lantaran adanya penurunan permintaan listrik di Batam.

6. Eksplorasi sumur baru di Ijen 6-1 dan 5-1, Blawen Ijen, Jawa Timur menemukan reservoir uap yang kuat dan Medco Power sedang melakukan kegiatan eksplorasi pada dua sumur lagi untuk membuktikan kelayakan komersial dari pengembangan panas bumi.

7. Konstruksi CCGPP Riau telah mencapai kemajuan sebesar 86% dan diharapkan dapat selesai pada 2021. Sementara itu, konstruksi pada fasilitas PV 26 MWp di Sumbawa sudah dimulai.

8. Pengembangan Fase 7 di AMNT mulai mengakses bijih produktif dengan peningkatan produksi mulai April 2020. Pada semester I-2020 AMNT mampu memproduksi 106 Mlbs tembaga dan 37 Koz emas.

Sementara itu, untuk menyikapi penurunan energi jangka pendek, MEDC merevisi beberapa panduan di tahun 2020. Di antaranya produksi migas direvisi menjadi 100—105 mboepd, biaya produksi migas di bawah US$ 10 per boe, total belanja modal di bawah US$ 240 juta, serta penjualan daya ketenagalistrikan sebesar 2.600 GWh.

Terkait pelaksanaan rights issue, Presiden Direktur MEDC Hilmi Panigoro turut berterima kasih kepada para pemegang saham yang telah berpartisipasi dalam rights issue dan telah berbagi kesuksesan dengan Medco Energi Internasional selama 40 tahun perjalanan perusahaan.

“Ke depannya, kami bangga dengan keberhasilan eksplorasi baru-baru ini di Natuna dan aliansi dengan Kansai Electric yang akan membuka peluang untuk memperluas integrasi bisnis gas dan ketenagalistrikan perusahaan,” ujar dia.

Selanjutnya: Penawaran rights issue kelar, Medco Energi (MEDC) kantongi Rp 1,78 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×