kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga naik, bisnis teh Mitra Kerinci makin harum


Senin, 08 September 2014 / 15:00 WIB
Harga naik, bisnis teh Mitra Kerinci makin harum
ILUSTRASI. Manfaat buah leci untuk kesehatan.


Reporter: Mona Tobing | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Produsen minuman teh, PT Mitra Kerinci menikmati kondisi bisnis yang harum. Saat ini perusahaan itu tengah menikmati harga jual teh dan produktivitas yang tinggi. Plus pasar teh yang makin lebar seiring menjamurnya bisnis minuman kemasan teh.

Direktur Utama Mitra Kerinci Agung Primantono Murdanoto mengatakan, permintaan teh hijau atau green tea sangat tinggi seiring dengan makin banyaknya minuman kemasan saat ini. Pegeseran selera dari teh hitam menjadi teh hijau mendorong perusahaan memilih untuk memproduksi teh hijau.

"Setiap bulan selalu saja ada industri minuman teh baru di pasar lokal. Sementara pasar ekspor ke negara Eropa dan Amerika makin luas. Kedua pasar ini menggemari produk teh hijau," ujar Agung pada akhir pekan lalu.

Kondisi ini mendorong perusahaan perkebunan pelat merah ini membuat produk baru untuk menyasar kelas premium teh yakni specialty tea. Yang membedakan produk specialty tea dengan teh Mitra Kerinci yang diproduksi adalah rasanya sepet juga manis.

Saat ini Mitra Kerinci menjual produk specialty tea ke hotel dan restoran lokal. Ke depan, perusahaan membidik pangsa pasar ekspor ke negara Belanda, Jerman dan Prancis. Apalagi harga jual specialty tea cukup tinggi. Agung menyebut harga specialty tea mencapai Rp 250.000 per kilogram (kg).

Harga jual teh hijau juga terus naik secara year on year (yoy) mencapai 30% menjadi Rp 16.000 per kg. Pasar utama teh hijau berorientasi ekspor dan untuk trader. Sedangkan teh hitam yang juga berorientasi ekspor ke Timur Tengah, Pakistan, Taiwan dalam bentuk karung dan paper sack.

Sampai Agustus ini produksi teh Kebun Mitra Kerinci mencapai 7.000 ton pucuk basah dari target produksi teh sampai akhir tahun mencapai 17.000 ton. Meski belum mencapai target 50%, Agung optimis produksi akan dapat dikejar berkaca pada membaiknya iklim saat ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×