Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peternak ayam mengeluhkan harga telur negeri yang anjlok sejak beberapa pekan terakhir. Bahkan di Blitar Jawa Timur yang jadi sentra ayam layer, harga telur sempat menyentuh Rp 10.500/kg di tingkat peternak beberapa hari lalu, meski saat ini harganya sudah mulai membaik.
Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) Blitar Jatim, Rofiyasifun, mengatakan merosotnya harga telur ayam negeri ini karena merembesnya peredaran telur infertil atau yang dikenal dengan telur HE. Harga telur sendiri saat ini sudah mulai membaik.
"Lagi banjir telur HE dari perusahaan-perusahaan breeding. Banyak telur dari breeding tidak ditetaskan, lalu merembes ke pasar. Ini yang buat harga telur ayam jatuh," tutur Rofiyasifun kepada Kompas.com, Senin (4/5/2020).
Baca Juga: Peternak ayam minta pemerintah beri dukungan di tengah pandemi corona
Padahal, secara regulasi, telur HE dilarang beredar di pasar. Permentan Nomor 32/Permentan/PK.230/2017 diatur tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi.
Dalam Bab III pasal 13 disebutkan, pelaku usaha integrasi, pembibit GPS, pembibit PS, pelaku usaha mandiri dan koperasi dilarang memperjualbelikan telur tertunas dan infertil sebagai telur konsumsi. Telur infertil sendiri umumnya berasal dari perusahaan-perusahaan pembibitan ayam broiler atau ayam pedaging. Di mana telur yang tidak menetas, seharusnya tak dijual sebagai telur konsumsi.
Baca Juga: Sepakat beli 4,12 juta ayam peternak, pembelian ayam perusahaan swasta baru 5%
"Telur HE ini memang bukan untuk konsumsi, secara aturan dilarang dijual. Telur HE ini telur yang dibuahi pejantan, lalu tak menetas atau memang sengaja tidak ditetaskan," ujar peternak asal Desa Suruh Wadang, Kecamatan Kademangan, Blitar ini.
Lantaran berasal dari telur breeding yang infertil, harga telur HE ini sangat murah. Harganya hanya Rp 7.000/kg, jauh di bawah harga telur ayam ras.
"Murah karena telur ini harus segera cepat dijual, karena dia akan cepat busuk dalam seminggu. Makanya dijual sangat murah. Dari sisi kualitas juga kurang. Telur HE harusnya dimusnahkan atau untuk CSR perusahaan," kata Rofiyasifun. Kenyataannya di lapangan, lanjut dia, telur HE banyak oknum perusahaan breeding memperjualbelikannya sebagai telur konsumsi dan dijual ke pasar.
"Inilah dilemanya, kita tak bisa menuntut perusahaan breeding. Oknum internal perusahaan breeding bermain. Kejadian selalu berulang setiap tahun, tapi nggak pernah bisa sentuh level perusahaan," ujar Rofiyasifun.
Rofiyasiun mengungkapkan, para peternak di sejumlah sentra ayam layer tengah merugi. Dia menjelaskan, harga telur ayam ras peternak sempat dihargai Rp 10.500/kg jika melepasnya kepada bakul atau pengepul pada 1 Mei 2020 lalu. Di sisi lain, harga pakan berupa jagung memang stabil di harga Rp 3.500/kg.
Namun hal itu banyak membantu lantaran harga jual telur ayam ras jauh lebih parah. Selain itu, harga DOC (day old chicken) atau anakan ayam juga masih tinggi.
"Kita sedang diuji. Harganya gilaa-gilaan (turunnya). Kalau harga jagung Rp 3.500/kg seperti sekarang, HPP-nya telur Rp 18.000-19.000/kg. Belum lagi harga afkiran ayam juga anjlok, ayam afkir bayangkan murah sekali, cuma Rp 9.000-11.000/ekor," ungkap dia.
Baca Juga: Harga ayam anjlok, DPR sorot kinerja Ditjen Peternakan Kementan
Peternak asal Desa Suruh Wadang, Kecamatan Kademangan, Blitar ini menuturkan, jika kondisi ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin peternak ayam layer akan mengalami nasib seperti peternak ayam broiler atau pedaging mandiri di mana banyak yang gulung tikar sejak beberapa tahun terakhir.
"Dulu nggak seperti ini kondisinya. Naik turun telur wajar, habis turun naik lagi. Turun maksimal 2 bulan dalam setahun. Kalau sekarang hampir nggak pernah naik," jelas Rofiyasifun.
Baca Juga: Harga telur ayam mulai stabil, setelah sebulan rontok
Saat normal, harga telur ayam di pasaran berada di kisaran Rp 23.000-26.000/kg. Sementara di tingkat peternak dijual di kisaran Rp 19.000-21.000/kg.
Mengutip data Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia ( Pinsar), Senin (4/5/2020), harga telur ayam negeri memang turun drastis. Sebagai contoh, harga telur ayam di tingkat peternak seperti di Jawa Timur dijual Rp 10.000 hingga Rp 15.000/kg. Lalu di sentra telur ayam ras Jawa Tengah seperti Kendal dijual Rp 16.300/kg, Solo Rp 16.000/kg, Magelang Rp 16.500/kg.
Sementara di sentra peternakan ayam layer di Jawa Barat harganya sedikit lebih baik. Antara lain Sukabumi Rp 17.200/kg, Cianjur Rp 17.200/kg, dan Bandung Raya Rp 17.000. Beberapa daerah lain di Indonesia seperti Lampung harga telur di tingkat kandang peternak dijual Rp 18.000, Palembang Rp 17.000/kg.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Biang Kerok Anjloknya Harga Telur Ayam Menurut Peternak"
Penulis : Muhammad Idris
Editor : Muhammad Idris
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News