Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun, harga telur ayam mengalami penurunan yang disebabkan pasokan melimpah namun daya serap pasar yang rendah. Kondisi ini pun banyak dikeluhkan peternak.
Menurut data Asosiasi Peternak Layer Nasional harga telur ayam di tingkat peternak saat ini Rp 16.000-Rp 17.000 per kilogram secara nasional. Jauh di bawah harga yang dipatok pemerintah sebesar Rp 19.000-Rp 21.000 per kilogram dalam Permendag Nomor 7 Tahun 2020.
Kementerian Pertanian (Kementan) memperkirakan penurunan harga telur ayam terus berlanjut hingga akhir Februari 2021. Hal itu tercermin dari necara bulanan yang memprediksi telur suprlus hingga 38.136 ton.
"Untuk itu perlu segera diambil tindakan agar harga telur ini tidak merugikan peternak," ujar Kepala Bidang Harga Pangan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan Inti Pertiwi kepada Kompas.com, dikutip Jumat (29/1/2021).
Baca Juga: Kementerian Pertanian ingin kedelai masuk ke dalam kelompok pangan strategis
Ia menyatakan, pemerintah mengambil sejumlah langkah untuk menstabilisasi harga telur ayam. Pertama, membantu melakukan penyerapan telur dengan harga pembelian pemerintah (HPP) di sentra-sentra produksi yang harganya saat ini sedang jatuh.
"Kementan sedang melakukan gerakan bela beli telur peternak," imbuhnya.
Baca Juga: Menguatnya permintaan daging ayam menjadi angin segar bagi emiten sektor perunggasan
Setelah diserap pemerintah, lanjut Inti, telur pun didistribusikan dari wilayah sentra ke konsumen, khususnya ke wilayah yang memiliki permintaan cukup tinggi terhadap telur. Kementan turut mengawasi proses distribusi agar berjalan lancar.
"Yang terpenting memastikan tidak ada permasalahan dalam penetapan harga jual oleh pedagang, artinya tidak boleh ada tindakan pedagang yang menekan harga telur yang dapat merugikan peternak," ucap dia.













