kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.195   5,00   0,03%
  • IDX 7.164   1,22   0,02%
  • KOMPAS100 1.070   0,97   0,09%
  • LQ45 838   0,57   0,07%
  • ISSI 216   -0,45   -0,21%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 516   -1,25   -0,24%
  • IDX80 122   0,37   0,31%
  • IDXV30 126   -0,52   -0,42%
  • IDXQ30 143   -0,58   -0,40%

Harga Terus Merosot, Pemerintah tetapkan PE CPO 10%


Senin, 25 Agustus 2008 / 20:33 WIB
Harga Terus Merosot, Pemerintah tetapkan PE CPO 10%


Reporter: Rizky Herdiansyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Ada kabar gembira bagi pengusaha crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit mentah. Pasalnya, mulai hari ini (Senin, 25/8), pemerintah menurunkan pungutan ekspor (PE) menjadi 10%. 

Diah Maulida, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan (Depdag) mengatakan, penurunan pungutan ekspor CPO merupakan dampak dari penurunan harga patokan ekspor (HPE) CPO. Depdag menetapkan HPE minyak sawit mentah untuk pengiriman September sebesar US$ 902 per metrik ton (MT), atau turun US$ 204 dari bulan Agustus US$ 1.106 per MT.

Penurunan HPE minyak sawit mentah sendiri adalah imbas dari penurunan harga rata-rata CPO di pasar global CIF Rotterdam. "Harga rata-rata CPO di Rotterdam untuk pengiriman September sebesar US$ 977,28 metrik ton. Turun dari US$ 1.182 per metrik ton pada bulan Agustus," ujar Diah.

Sejak September 2007, pungutan ekspor CPO diberlakukan mengikuti pergerakan harga rata-rata CPO dunia di Rotterdam. Jika harga CPO di Rotterdam melewati kurang dari US$1.100 per metrik ton, maka PE-nya sebesar 10%. Dan jika melewati US$ 1.100 PE-nya sebesar 15%. PE akan naik menjadi 20% jika harga CPO melampaui US$1.200 dan terus naik menjadi 25% jika harga CPO melampaui US$1.300.

Ketua Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia Sahat Sinaga menilai, penurunan harga rata-rata CPO terjadi lantaran para spekulan di dunia yang menjual CPO kontrak panjang lebih cepat. "Karena mereka takut harga merosot," katanya.

Selain itu, kontrak pembelian CPO sebanyak 800.000 ton oleh India, China, dan Pakistan masih bermasalah. "Mereka cenderung membatalkan kontrak sehingga stok nasional berlebih," katanya.

Menurutnya, penurunan harga CPO ini akan berdampak pada harga tandan buah segar (TBS) sawit. Sehingga pendapatan petani akan semakin tertekan. "Kalau harga TBS tidak mau turun terus, pemerintah harus bergerak. Bikin aturan yang menguntungkan petani," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×