kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga turun, serapan pupuk organik naik 12.000 ton per bulan


Senin, 01 Agustus 2011 / 20:10 WIB
Harga turun, serapan pupuk organik naik 12.000 ton per bulan
ILUSTRASI. Lowongan kerja BUMN PT Brantas Abipraya 2020 terbaru, buka untuk lulusan S1. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Ketua Umum Asosiasi Pupuk Petroganik Indonesia (AP2I) Ardianto Wiyono menyatakan, penurunan harga eceran tertinggi (het) pupuk organik berakibat kepada kenaikan serapan pupuk organik. Ia mencontohkan, sebelum harga pupuk organik turun, serapan pupuk organik hanya mencapai 20.000 ton per bulan. Namun, semenjak penurunan harga pupuk organik sejak Mei lalu, serapan pupuk organik bisa mencapai 32.000 ton per bulan.

"Kenaikannya cukup signifikan meningkat setelah penurunan harga pupuk organik," ujar Ardianto kepada KONTAN, Senin (1/8).

Ardianto bercerita, sebelum harga pupuk organik turun, pihaknya sulit untuk mengkampanyekan pupuk organik. Para petani enggan menggunakan pupuk organik dan lebih memilih pupuk anorganik. Bahkan, sebanyak 180 pabrik pembuat pupuk organik yang bermitra dengan PT Petrokimia Gresik terpaksa gulung tikar. "Sekarang ke 180 pabrik itu sudah beroperasi semua," katanya.

Terkait dengan produksi semester I 2011, Ardianto belum tahu persis berapa jumlah produksinya. Ia belum bisa memastikan berapa besar perbandingan produksi dengan serapan. Sebagai gambarannya, pada Januari lalu masih ada tersisa stok sekitar 180.000 ton pupuk organik di gudang milik Petrokimia. Selain itu, juga masih ada stok 100.000 pupuk organik di distributor sehingga total masih ada stok sekitar 280.000 ton yang belum tersalurkan kepada masyarakat.

"Sekarang jumlah itu sudah habis terserap semua. Sehingga bisa dilihat bahwa penurunan harga berdampak besar kepada serapan het pupuk organik," kata Ardianto.

Faktor lainnya, kata Ardianto yang membuat serapan pupuk organik naik selain het adalah pengurangan dana BLP (bantuan langsung pupuk) sebesar 40%. Pada tahun lalu, pemerintah memberikan dana BLP sebesar 17.000 ton. "Tahun ini, BLP dikurangi. Dengan penurunan het dan pengurangan dana BLP kami yakin serapan organik akan naik. Kami selalu melakukan promosi tapi harus didukung oleh kebijakan pemerintah," jelas Ardianto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×