kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga udang di tingkat petambak turun drastis


Selasa, 09 Juni 2015 / 16:18 WIB
Harga udang di tingkat petambak turun drastis
ILUSTRASI. Mengenal Sejarah Pohon Natal, Asal-usul, Jenis, dan Makna Simbol dalam Perayaan.KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Harga udang di tingkat petambak mengalami penurunan drastis dalam beberapa pekan terakhir. Penurunan tersebut disebabkan menurunnya permintaan udang dari luar negeri. Apalagi sebagian besar produksi udang dalam negeri diekspor dan hanya sebagian kecil yang digunakan dalam negeri.

Iwan Sutanto, Ketua Umum Shrimp Club Indonesia (SCI) mengatakan penurunan harga udang telah mulai terasa sejak awal tahun. Dimana harga udang untuk size 60 menurun perlahan-lahan dari Rp 67.000 per kilogram (kg) menjadi tinggal Rp 53.000 per kg dalam sepekan terakhir.

Bahkan pelemahan mata uang rupiah di atas Rp 13.000 terhadap mata uang dollar Amerika Serikat (AS) tidak mampu mendongkrat harga udang di pasar global. "Penurunannya itu terjadi secara pelan-pelan dengan penurunan sekitar Rp 5000 per kg," ujar Iwan kepada KONTAN, Selasa (9/6).

Iwan menuturkan akibat penurunan harga udang ini, para petambak kesulitan memenuhi kebutuhan permodalan dan pengembangan udang. Apalagi penurunan harga udang yang cukup drastis baru terjadi tahun ini.

Ia menyesalkan pemerintah tidak bertindak cepat mengatasi penurunan harga ini, sehingga petambak yang mengalami dampaknya. Penurunan harga udang ini dikhawatirkan memengaruhi produksi udang nasional.

Selain mengalami penurunan harga, Iwan juga bilang udang vaname diserang penyakit kotoran putih (white feces disease/WFD). Penyakit ini menyebabkan pertumbuhan udang lamban hingga keropos. Penyakit ini menyerang udang sejak berumur 16 hari hingga 80 hari menjelang panen. Jenis penyakit ini memang masih dinilai lebih ringan bila dibandingkan dengan penyakit di luar negeri. Kendati begitu, para petambak yang paling menderita akibatnya.

Iwan bilang, para petambak akan kesulitan permodalan untuk musim panen tahun depan karena pada musim panen tahun ini, udang yang diproduksi terserang penyakit. Ia juga mengkhawatirkan akan berdampak pada produksi udang nasional.

Untuk SCI sendiri, menurut Iwan SCI menargetkan produksi udang tahun ini meningkat 20% dari tahun lalu yang mencapai 300.000 ton."Tapi bisa saja target itu hilang dan tidak tercapai karena penyakit ini," imbuhnya.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan produksi udang nasional pada tahun 2015 sebesar 785.000 ton atau naik 32% dibandingkan tahun 2014 yang sebesar 592.000 ton.

KKP berambisi terus meningkatkan produksi udang nasional sehingga menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor udang terbesar di dunia. Apalagi saat ini, komoditas ekspor udang Indonesia di pasar AS terus menduduki posisi pertama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×