Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina |
JAKARTA. Harga udang dunia di 3 bulan awal 2011 ini memang sedang tinggi-tingginya. Iwan Sutanto, Ketua Shrimp Club Indonesia (SCI), mengatakan harga udang vannamae jenis ukuran 50 ekor/kilogram (kg) untuk pasaran ekspor sudah mencapai Rp 60.000-Rp 65.000/kg. Padahal, di akhir tahun lalu harga udang ini masih sekitar Rp 37.000-Rp 38.000/kg. "Harga udang dunia memang terus meningkat," kata Iwan kepada KONTAN, Rabu (20/4).
Pernyataan ini sejalan dengan perkiraan harga udang yang dikeluarkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Victor Nikijuluw, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan KKP, mengatakan harga rata-rata udang dunia saat ini sekitar US$ 6,8-US$ 7,1 kg. "Tergantung dari berat dan ukuran udang," jelas Victor kepada KONTAN.
Iwan menambahkan, kenaikan harga udang dunia ini sejalan dengan merosotnya pasokan dari beberapa negara produsen terutama yang berada di kawasan Teluk Meksiko. Produksi mereka merosot drastis akibat tercemarnya teluk itu sebagai efek bocornya kapal tanker pengangkut minyak. "Kejadian itu memang sudah terjadi sejak tahun lalu, tapi hingga sekarang produksi dari sana belum normal," jelas Iwan.
Di sisi lain, permintaan udang terus meningkat, terutama setelah Jepang dilanda tsunami. Ada kekhawatiran udang-udang lokal di sana terkena paparan radiasi nuklir. Efeknya, masyarakat Jepang enggan mengonsumsi udang produksi dalam negerinya sendiri. Mereka justru lebih memilih mengonsumsi udang dari Indonesia dan dari negara lain. Akibatnya, harga udang terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Sayangnya, tingginya harga udang di pasaran internasional tidak bersesuaian dengan harga udang di tingkat Penambak. Towilun, Penambak plasma PT Aruna Wijaya Sakti sekaligus Lembaga Manajemen Plasma Kampung (LMPK) Bumi Dipasena Utama, mengatakan harga udang vannamae size 60 di tingkat penambak hanya Rp 36.000/kg. Tingkat harga yang rendah ini sudah terjadi sejak bulan lalu. "Sampai sekarang harganya belum naik juga," ujar Towilun.
Ia sendiri mengaku bingung dengan rendahnya harga udang yang diterima para penambak. Sebab, penentuan harga udang di tingkat penambak sebenarnya didasarkan pada harga rata-rata udang nasional. Harga rata-rata ini ditetapkan oleh Dinas Kelautan & Perikanan (DKP) setempat dengan merujuk pada harga rata-rata di 5 cold storage besar, yaitu 1 di Lampung, 2 di Surabaya dan 2 di Jakarta. Harga rata-rata dari lima storage itulah yang menjadi rujukan harga udang di tingkat Penambak.
Towilun menuding, rendahnya harga udang yang diterimanya akibat DKP Lampung salah menentukan harga patokan. "Saya tidak tahu, mereka mengambil harga patokan ini dari mana? Sehingga bisa sampai serendah ini," jelasnya.
Ketut Sugama, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, membantah harga udang di penambak rendah. Menurutnya, harga udang penambak sudah ideal sesuai rata-rata nasional. Ia mencontohkan harga udang size 60 ekor/kg sudah mencapai Rp 54.000-Rp 55.000/kg, naik dari bulan-bulan sebelumnya yang Rp 42.000/kg. Begitu juga dengan udang size 50, harganya sudah mencapai Rp 60.000-Rp 65.000/kg, dari sebelumnya yang masih Rp 46.000/kg. "Saya belum mendapat laporan kalau harga di penambak rendah," kata Ketut.
George Basuki, Manajer Komunikasi Perusahaan PT. CP Prima, Tbk, induk PT.AWS, kembali menegaskan penentuan harga udang di tambaknya sudah menjadi kesepakatan antara perusahaan dan penambak. Kesepakatan ini diperoleh dengan melihat harga referensi dari DKP setempat. "Ini bukan masalah, karena harga itu sudah menjadi kesepakatan perusahaan dengan penambak," jelas George.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News