kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Hingga akhir tahun, PLN yakin cetak laba lebih tinggi dibanding 2018


Minggu, 24 November 2019 / 21:04 WIB
Hingga akhir tahun, PLN yakin cetak laba lebih tinggi dibanding 2018
ILUSTRASI. JAKARTA,31/01-TARIF DASAR LISTRIK. Teknisi melakukan perawatan instalasi listrik di kawasan perkantoran Jakarta, Rabu (31/01). Pemerintah memastikan tarif listrik tidak akan naik pada Januari-Maret 2018. Tarif dasar listrik tersebut masih mengacu pada per


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

Dari sisi beban usaha, kenaikan terbesar berasal dari beban depresiasi yang naik Rp 3,14 triliun menjadi Rp 25,93 triliun sampai dengan September 2019. Hal itu terjadi seiring dengan mulai beroperasinya beberapa asset baru PLN utamanya pada Transmisi, Pembangkit dan Disribusi. "Semua ini sejalan dengan pelaksanaan Program 35.000 MW," imbuh Sulistyo.

Sulistyo menerangkan, secara operasional PLN telah menambah kapasitas pembangkit sebesar 1.480 MW sehingga total kapasitas terpasang pembangkit di Indonesia menjadi 59.126 MW hingga September 2019.

Selain itu ada tambahan jaringan transmisi 4.038 kilometer sirkuit (kms) menjadi 57.644 kms, dan menambah Gardu Induk sebesar 9.617 MVA menjadi 140.781 MVA.

Baca Juga: Pendapatan turun di kuartal III 2019, ini strategi Harum Energy (HRUM)

Menurut Sulistyo, Komponen biaya usaha yang tertinggi adalah biaya bahan bakar yang mencakup 44% dari total biaya usaha PLN hingga Kuartal III-2019. "Biaya pemakaian gas merupakan biaya bahan bakar yang tertinggi," ungkapnya.

Adanya kenaikan harga gas meskipun terdapat penurunan volume pemakaian bahan bakar gas mengakibatkan biaya bahan bakar gas meningkat Rp 4,33 Triliun dari Kuartal III 2018 menjadi Rp 44,46 triliun pada periode yang sama di tahun 2019.

Sementara itu, produksi listrik sampai dengan September 2019 yang berasal dari batubara masih memegang porsi dominan dengan 62,1% dari total produksi PLN. "beban bahan bakar batubara naik 8,4% atau Rp 1,81 triliun menjadi Rp 36,6 Triliun sampai dengan Triwulan-III 2019," terang Sulistyo.

Baca Juga: MIND ID: Negosiasi divestasi PT Vale masih berlangsung

Di sisi lain, membaiknya kondisi keuangan PLN juga disebabkan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya USD dan EUR. Jika pada periode sebelumnya PLN mencatatkan rugi sebesar Rp 17,32 triliun akibat selisih kurs, maka pada Kuartal III tahun ini, PLN membukukan keuntungan selisih kurs sebesar Rp 4,37 triliun.

Selain itu, pada Kuartal III tahun ini, PLN telah melakukan pembukuan secara aktual untuk kompensasi pemerintah di luar subsidi sebesar Rp 19,74 triliun. "Sementara pada periode yang sama tahun lalu, belum dilakukan," jelas Sulistyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×