kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hino siap beralih ke BBG


Rabu, 10 September 2014 / 15:10 WIB
Hino siap beralih ke BBG
ILUSTRASI. Pekerja dibantu alat berat memulai pembangunan proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) di Kawasan Industri Tanjung Enim, Tanjung Lalang, Tanjung Agung, Muara Enim, Sumatera Selatan. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/hp.


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

TANGERANG. Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) menyatakan siap menyesuaikan diri bila wacana konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke gas (BBG) untuk kendaraan akhirnya benar-benar digulirkan Pemerintah Indonesia.

Presiden Direktur HMSI Hiroo Kayanoki mengatakan, saat ini teknologi kendaraan berbahan bakar gas alam terkompresi (CNG) termasuk salah satu yang sedang dikembangkan. Bahkan sebenarnya langkah lebih maju sudah dipersiapkan.

"Sebenarnya bukan hanya CNG, tapi kami juga punya teknologi baru yang sedang dikembangkan," ungkap Kayanoki selepas peresmian ekspansi fasilitas Training Center Hino Rabu (10/9).

Nada optimis juga mencuat dari pernyataan Kayanoki yang memperkirakan, pasar kendaraan BBG di Indonesia bisa mencapai 2-3 ribu unit dalam setahun, dan angka itu berlaku untuk bus dan truk. Selain transportasi massal HMSI juga membidik pasar kendaraan operasional ramah lingkungan buat pelabuhan.

Perawatan

Lantas bila memang kendaraan CNG akhirnya sudah banyak beredar di Indonesia, HMSI pun siap mengikuti dengan layanan purnajual. Iwan Supriyono Senior Executive Officer Service & Spare Part HMSI menjelaskan Hino di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan CNG.

"Hampir 100 unit bus Transjakarta adalah Hino. Kita juga pernah diaudit oleh Pemda. Kami jamin layanan kami telah disesuaikan dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Kami punya lima tahun pengalaman dengan CNG dan kita sudah siap," terang Iwan.

Meski demikian, kendala yang saat ini masih dihadapi adalah implementasi kebijakan itu hanya bisa dijalankan jika pemerintah mendukung sepenuhnya pembangunan infrastruktur dan menggalakkan sosialisasi mengenai pemakaian BBG untuk sektor transportasi kepada masyarakat. Beralih ke gas salah satu soluai mengurangi volume impor bahan bakar minyak di Indonesia. (Febri Ardani Saragih)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×