Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Handoyo .
“Tentu dengan penerapan MLFF ini memberikan kemudahan bagi BUJT dan pengguna jalan dalam melakukan transaksi,” ujar Tjahjo kepada Kontan, Kamis (7/4).
Tjahjo bilang, saat ini sistem MLFF di jalan tol yang dikelola oleh Hutama Karya baru akan diterapkan di ruas Akses Tanjung Priok (ATP) dan Ruas JORR seksi S, ke depannya rencananya MLFF juga akan diterapkan di ruas-ruas tol milik Hutama Karya lainnya
Senada, Sekjen DPP Organisasi Angkutan Darat (Organda) Ateng Aryono menilai bahwa kehadiran sistem transaksi nirsentuh bisa membantu mengurai kemacetan di pintu jalan tol.
“Kalau kita bicara jalan tol, MLFF ini salah satu aspek yang dapat mengurai adanya kemungkinan terjadinya antrian di jalan tol baik di pintu masuk ataupun pintu keluar. Saya menyambut positif implementasi sistem ini karena sudah cukup terbukti penerapannya di luar negeri,” kata Ateng, Kamis (7/4).
Baca Juga: Hutama Karya akan Terapkan Tilang Elektronik di Tol Trans Sumatera
Hanya saja, Ateng bilang, penerapan ini mestinya dibarengi dengan peningkatan Standar Pelayanan Minimal (SPM) lainnya yang ada di jalan tol. Menurutnya, indikator SPM lainnya seperti kondisi jalan tol mestinya diutamakan karena menyangkut keselamatan pengemudi.
“SPM tidak hanya tentang mobilitas. Banyak hal lain yang mesti dilakukan. Jalan tol seharusnya mulus tidak ada gangguan. Ambil contoh, Tol Jakarta-Cikampek yang masih ada bekas pembangunan elevated ataupun LRT, terkadang masih ada jalur-jalur yang terbiarkan berlubang,” tambah Ateng.
Selain itu, menurut Ateng, sistem ini tidak akan berjalan maksimal apabila kapasitas kendaraan di jalan tol tidak dibatasi. Ateng bilang, pada akhirnya sistem ini tidak akan efisien apabila kendaraan yang berada di jalan tol melebihi kapitas. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya sistem yang terkurasi pada pintu masuk tol untuk membatasi jumlah kendaraan yang melintas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News