kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.758.000   -23.000   -1,29%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Imbas Tarif Impor Trump, Industri TPT Dunia Bisa Oversupply & Banjiri Pasar Domestik


Minggu, 06 April 2025 / 22:43 WIB
Imbas Tarif Impor Trump, Industri TPT Dunia Bisa Oversupply & Banjiri Pasar Domestik
ILUSTRASI. Karyawan mengukur kain di toko tekstil Cipadu, Tangerang, Senin (8/1/2024). Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengungkap tahun-tahun berat industri tekstil dan produk tekstil (TPT) masih akan berlanjut hingga akhir 2024. Kondisi ini mengingat permintaan ekspor yang melemah hingga banjir impor TPT di pasar domestik./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/08/01/2024.


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berkat kebijakan baru Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang mengumumkan tarif impor ke sejumlah negara mitra dagang, termasuk Indonesia yang dikenai tarif resiprokal sebesar 32%.

Beberapa negara lain juga menjadi sasaran, seperti Vietnam (46%), Kamboja (49%), Tiongkok (34%), Taiwan (32%), Malaysia (24%), Bangladesh (37%), Thailand (36%), China (34%), Myanmar (44%), dan lain sebagainya.

Tarif impor Trump ini dikenakan kepada Indonesia sebab AS mengalami trade deficit (defisit perdagangan) yang cukup tinggi dengan Indonesia.

Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) merupakan salah satu sektor yang paling besar melakukan ekspor ke AS. Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat & Benang Filamen Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta, menyebut jika kebijakan tarif Trump ini bisa mengakibatkan sektor TPT dunia mengalami oversupply.

Baca Juga: APSyFI: Industri TPT Nasional Masih Sulit untuk Pulih dalam Jangka Pendek

Jika oversupply terjadi, maka Indonesia bisa menjadi salah satu target ekspor negara-negara lain, yang mana ini dapat mematikan pasar domestik.

“Dengan kebijakan Trump ini, TPT dunia akan mengalami tambahan oversupply yang lebih besar sehingga barang-barang China akan bertambah membanjiri pasar domestik dengan harga yang sangat murah dan mematikan produsen dalam negeri,” beber Redma kepada Kontan, Minggu (6/4).

Lebih lanjut, guna memitigasi hal ini, Redma berharap pemerintah bisa membuat langkah yang pro terhadap industri TPT dalam negeri. Jika tidak, akan banyak dampak yang bisa muncul di industri TPT, salah satunya ialah efisiensi yang membuat semakin maraknya PHK.

Redma menjelaskan strategi yang akan dilakukan para pelaku TPT menghadapi situasi ini. Menurutnya, pelaku usaha akan melakukan perhitungan ulang.

“Semua akan hitung ulang lagi, yang tidak kuat jalan, tutup pabrik dan PHK adalah pilihan paling rasional. Selain banyak pabrik akan tutup dan tambahan PHK, imbas lainnya rupiah kita terus melemah dan tidak akan terjadi relokasi investasi ke Indonesia. Apa lagi nambah ekspor ke AS, itu jauh dari harapan,” tambah dia.

Jika kondisi tak kunjung membaik, Redma memprediksi akan ada 20 perusahaan yang bisa tutup pabrik.

Redma pun mengatakan harapannya mengenai kondisi perekonomian khususnya di sektor TPT saat ini. Ia berhadap pemerintah bisa memperbaiki industri dalam negeri dengan melakukan pembatasan impor.

Baca Juga: Pabrik Tutup, Utilisasi Produksi Industri TPT Makin Redup

“Batasi impor agar manufaktur dalam negeri bisa jalan lagi. Kalau barang impor dihambat, akan banyak relokasi masuk ke Indonesia, karena saat ini pasar Indonesia jadi incaran,” jelasnya.

Kemudian, terakhir, ia juga berharap pemerintah bisa kembali melanjutkan proses revisi Permendag 8/2024 menjadi seperti mulanya, yakni Permendag 3/2023, yang saat ini pembahasannya mandeg hampir satu tahun.

“Kami minta Permendag 8/2024 dikembalikan seperti Permendag 36 2023 saja sampai saat ini mandeg hampir satu tahun,” pungkas Redma.

Baca Juga: APSyFI: Kebijakan Tarif Impor AS Bisa Jadi Peluang Industri TPT, Asal Lakukan Ini

Selanjutnya: Proyeksi Bursa Asia: Pekan Depan Pasar Dibayangi Tekanan Jual Global

Menarik Dibaca: Anda Enggak Mau Boros Terus? Coba 7 Cara Melacak Pengeluaran Bulanan Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×