Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
Adanya persoalan tersebut, Asaki telah mengajukan kembali permohonan perpanjangan safeguard kepada Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) dan telah dilanjuti dengan dimulainya Penyelidikan Perpanjangan Tindakan Pengamanan Perdagangan terhadap Impor Barang Ubin Keramik.
"Asaki mengharapkan dukungan pemerintah dalam hal penguatan industri keramik terlebih di tengah resesi perekonomian nasional dengan memperpanjang kembali safeguard dengan tambahan besaran BMTP di atas 30%," ujar Edy.
Baca Juga: Imbas krisis semikonduktor, produsen gawai Advan rasakan kenaikan harga chipset
Edy memastikan dan menjamin bahwa anggota Asaki mampu memasok kebutuhan keramik karena saat ini masih tersedia idle capacity atau kapasitas mesin yang tidak terpakai sebesar 25%-30% dari total kapasitas terpasang industri keramik yang berkisar 550 juta meter persegi.
Selain gangguan Impor, Asaki juga mendesak segera diimplementasikannya Kepmen ESDM No 89 tahun 2020 mengenai harga gas industri seharga US$ 6/mmbtu untuk industri keramik yang berada di Jawa timur.
Pasalnya, industri keramik di Jawa Timur saat ini masih membayar 34% dari total pemakaian gasnya dengan harga tinggi sehingga mereka harus membayar US$ 7,98/mmbtu. "Tentunya hal tersebut sangat memberatkan industri yang sedang berupaya untuk meningkatkan daya saingnya terhadap gempuran produk impor," kata Edy.
Selanjutnya: Terimbas krisis chip global, Zyrex (ZYRX) penuhi bahan baku hingga November 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News