kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Impor LPG capai 5,73 juta mt, pemerintah rogoh subsidi Rp 42,47 triliun


Kamis, 30 Januari 2020 / 17:45 WIB
Impor LPG capai 5,73 juta mt, pemerintah rogoh subsidi Rp 42,47 triliun
ILUSTRASI. Impor LPG masih membludak


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsumsi Liquified Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram (kg) terus menanjak. Padahal, pemenuhan kebutuhan LPG di tanah air masih didominasi oleh impor.

Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Minyak dan Gas Kementerian ESDM Alimuddin Baso mengatakan, pada tahun 2019 ada 5,73 juta metrik ton (MT) LPG masih diperoleh melalui impor. Jumlah itu sekitar 75% dari total kebutuhan LPG nasional.

Sedangkan LPG yang diproduksi di dalam negeri baru sekitar 1,9 juta MT. "Sekitar 75% kebutuhan dari impor, sekitar 25% bisa kami penuhi," kata Alimuddin, Kamis (30/1).

Baca Juga: Lebih tepat sasaran, subsidi tertutup LPG 3 kg akan dimulai semester II-2020

Untuk LPG bersubsidi, Alimuddin mengatakan bahwa konsumsi LPG tabung 3 kg dalam rentang 2014-2019 terus menanjak. Adapun, pada tahun 2019 konsumsi LPG 3 kg mencapai 6,84 juta MT atau naik 4,8% dibanding tahun 2018.

"Volume LPG tabung 3 kg dari tahun ke tahun mengalami peningkatan konsumsi. Artinya, beban negara dari sisi pembiayaan subsidi cukup tinggi," jelas dia.

Alimuddin menyebut, harga LPG yang disubsidi berkisar di angka Rp 5.000 setiap kilogram. Terkait subsidi untuk LPG tabung 3 kg ini, pada tahun lalu, realisasi subsidi LPG menyentuh angka Rp 42,47 triliun.

Jumlah itu memang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di angka Rp 54,87 triliun. Namun, menurut Alimuddin, penurunan tersebut lebih disebabkan oleh faktor ekonomi makro dan harga komoditas.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×