kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Impor meruak, harga jagung rontok


Rabu, 29 Februari 2012 / 07:20 WIB
Impor meruak, harga jagung rontok
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Menjelang panen raya jagung di sejumlah daerah, harga komoditas jagung merosot tajam. Saat ini, harga jagung rata-rata secara nasional hanya Rp 2.300 per kilogram (kg). Bahkan, di beberapa daerah seperti Dompu, Nusa Tenggara Barat dan Tanah Karo, Sumatera Utara, harga jagung hanya Rp 1.500 per kg.

Ironisnya, harga jagung di pasar internasional justru menguat. Berdasarkan data iPasar Indonesia, harga jagung di Chicago Board of Trade (CBOT) untuk pengiriman bulan Maret 2012 mencapai Rp 3.400 per kg. Bahkan, harga untuk penyerahan Juli 2012 lebih tinggi, Rp 3.550 per kg.

Dean Novel, Direktur Pengembangan iPasar Indonesia mengatakan, rendahnya harga jagung dalam negeri disebabkan jagung impor di pasar domestik melimpah. "Pasokan jagung impor 600.000 ton yang dikirim bulan Desember lalu masih ada di pasar, sehingga jagung petani lokal belum terserap produsen pakan ternak," ujarnya kepada KONTAN, kemarin.

Karena itu, pasokan impor jagung tahun lalu yang mencapai 3,4 juta ton ditambah produksi nasional 12 juta ton tahun ini sangat sulit terserap pasar seluruhnya Sebab, kebutuhan jagung dalam negeri, baik untuk pakan ternak maupun konsumsi masyarakat hanya 10 juta ton per tahun. Artinya, pasokan yang ada saat ini sudah melebihi kebutuhan nasional.

Anjloknya harga jagung ini sudah pasti memukul petani. Di daerah-daerah seperti Garut di Jawa Barat, dan Yogyakarta, harga jagung sudah turun hingga di bawah Rp 2.000 per kg. Padahal, pada Januari lalu, harga tersebut rata-rata di kisaran Rp 2.800 per kg.

Ia mensinyalir, spekulan juga bermain dalam pembentukan harga. Para spekulan ini sengaja mendatangkan produk impor agar dapat mengoreksi harga jagung lokal.

Karenanya Dean mendesak pemerintah segera mengantisipasi pasokan jagung yang berlimpah dengan membatasi impor. "Tahun ini, rencana impor jagung sebanyak 2,5 juta ton. Kami berharap pemerintah segera melakukan analisa berapa kebutuhan jagung nasional dan jumlah pasokan impornya,"kata Dean.

Merosotnya harga jagung juga menyebabkan harga jagung pipilan untuk pakan ternak terpangkas. Jati Sulistiyo, pemilik UD Ataya Sejati Yogyakarta mengatakan, harga jagung di tingkat petani di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta saat ini berada di kisaran Rp 1.900 per kg. Harga ini jauh lebih rendah dibandingkan harga akhir Januari lalu yang sebesar Rp 2.500.

Dengan begitu, harga jual jagung pipilan yang dijual Ataya kepada perusahaan pakan ternak dibanderol Rp 2.275 per kg, atau turun 24% dari harga sebelumnya yang sebesar Rp 3.000 per kg.

Selain harga yang merosot, permintaan jagung pipilan pun ikut terpangkas. Menurut Jati, permintaan jagung pipilan dari perusahaan untuk pakan ternak pada akhir Februari ini berkurang 25%-30%. Bila pada Januari lalu UD Ataya biasa memasok jagung sekitar 10 ton per hari atau sekitar 300 ton dalam satu bulan, maka "Sekarang ini, kami hanya mampu memasok 7,5 ton jagung per hari," imbuh Jati.

Ekspor ke Malaysia

Sekretaris Dewan Jagung Nasional, Maxdeyul Sola mengakui, anjloknya harga jagung di pasar lokal disebabkan stok jagung yang melimpah. Karena itu, panen jagung nasional pada bulan Februari yang mencapai 2 juta ton tidak mungkin bisa terserap seluruhnya oleh pasar domestik. "Pasokan jagung tidak akan terserap dan harganya kemungkinan bisa lebih rendah lagi," kata dia.

Sebetulnya pada pertengahan Februari lalu, Dewan Jagung Nasional telah menggelar pertemuan dengan pemerintah agar mengambil langkah strategis menyelesaikan persoalan ini. Menurutnya, langkah yang paling efektif ialah dengan melakukan ekspor jagung.

Sejauh ini sudah ada beberapa importir jagung yang bersedia melakukan ekspor jagung lokal ke berbagai negara di Asia Tenggara. "Salah satu negara tujuan ekspor yaitu Malaysia. Kami harap Indonesia tahun ini bisa mengekspor 2,5 juta ton jagung ke sana," imbuh Maxdeyul.

Namun, Dean pesimistis rencana ini bakal berjalan efektif. Pasalnya, kualitas jagung lokal masih kalah dibandingkan dengan jagung impor. Lagipula, keberadaan pasokan jagung belum terkoordinir dengan baik dan terpencar-pencar di berbagai daerah.

Sejatinya, pemerintah memberikan perlindungan kepada petani lokal dengan memborong jagung saat panen atau ketika harga pasar tidak bersahabat. "Pemerintah perlu menerapkan harga minimal di tingkat petani serta melakukan langkah sebagaimana Bulog membeli beras ke petani," ujar Dean.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×