Reporter: Asnil Bambani Amri |
JAKARTA. Walaupun kinerja ekspor sepatu menunjukan gelagat positif, tetapi impornya justru menunjukan gelagat yang mengkhawatirkan. Pasalnya, sepanjang semester pertama tahun ini, impor sepatu menunjukkan peningkatan yang cukup pesat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Eddy Widjanarko, Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) menyebutkan, kenaikan impor sepatu dan alas kaki semester I tahun 2010 mencapai 50-55% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Ekspor kita naik, impor juga naik," katanya usai melakukan menekan perjanjian kerjasama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) di Jakarta, Kamis (29/7).
Eddy bilang, jenis sepatu yang banyak diimpor tersebut adalah sepatu untuk kantoran jenis casual, kemudian sandal karet, sepatu karet dan sepatu untuk keperluan acara resmi non branded. Sedangkan untuk impor sepatu jenis sport atau untuk kebutuhan olahraga tidak banyak karena pasarnya dikuasai oleh Indonesia. "Yang sport, kita penguasanya," kata Eddy.
Menurut angka yang dirilis oleh Kementerian Perdagangan, realisasi impor hingga bulan Mei 2010 lalu sebesar US$ 78,9 juta; dengan penambahan impor di bulan Juni sebesar US$ 13 juta. Dus, pada enam bulan pertama tahun ini impor sepatu sebesar US$ 91,9 juta.
"Impor ini tentu akan mengambil pasar sepatu kantoran yang diproduksi di dalam negeri," katanya.
Dalam peta persepatuan di Indonesia, industri persepatuan untuk skala menengah kebawah banyak memproduksi sepatu kantoran. Sedangkan sepatu branded terutama sepatu sport lebih banyak dikuasai oleh perusahaan besar. Untuk catatan, perusahaan-perusahaan besar tidak terpengaruh oleh naiknya impor sepatu itu karena jenis konsumennya yang berbeda.
"Dampak naiknya impor sepatu non branded itu dirasakan pabrik kecil dan menengah yang banyak berkurang," kata Eddy. Ia memprediksi, hampir 80% sepatu kantoran non-branded yang dijual dipasaran saat ini kebanyakan adalah sepatu impor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News