kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Importir benih bawang minta kelonggaran


Jumat, 24 Februari 2012 / 10:17 WIB
Importir benih bawang minta kelonggaran
ILUSTRASI. Rupiah kembali tak berdaya dan melemah ke Rp 14.325 per dolar AS


Reporter: Muhammad Yazid |

JAKARTA. Pemerintah bakal menghentikan impor benih bawang merah. Walau menanggapi positif rencana tersebut, importir benih bawang meminta kelonggaran impor khusus jika pasokan dalam negeri kurang.

Penghentian impor benih bawang ini juga merupakan imbas peraturan pembatasan impor produk hortikultura yang bakal berlaku 19 Maret nanti. "Kami akan mengikuti kebijakan itu jika masih ada kelonggaran dari pengusaha," kata Yusuf Taufik, Manajer Impor PT Lika Dayatama, Rabu (22/2).

Lika Dayatama adalah importir sayuran termasuk benih bawang. Menurut Yusuf, penghentian impor benih saat ini bertepatan dengan banyaknya produksi benih lokal sehingga kebutuhan benih bawang dalam negeri terpenuhi.

Selama ini Lika Dayatama mengimpor benih bawang merah dari Filipina sebanyak 1.500 ton per tahun. Jumlah itu cukup besar sebab kuota impor benih bawang nasional pada 2011 hanya 5.000 ton. Kuota impor itu setara 2,5% kebutuhan bibit bawang merah dalam negeri.

Yusuf mengatakan, importir meminta kelonggaran izin impor jika produksi benih bawang lokal tidak memadai kebutuhan petani. Bahkan, menurutnya, jika ada kajian yang menyatakan kebutuhan benih defisit, maka pemerintah harus mencabut pembekuan impor dan kembali memberikan kuota impor sesuai kebutuhan.

Menurut Yusuf, penghentian impor benih bawang tidak akan menghalangi perusahaannya berbisnis bawang merah. Untuk itu, penyuplai benih bawang ke petani Brebes, Jawa Tengah, ini akan mencoba memproduksi benih lokal varietas unggul. "Kalau tahun ini kami tak bisa mendatangkan benih impor, kami akan coba menggantinya dengan benih lokal," katanya.

Apalagi, potensi benih bawang lokal cukup bagus dengan harga lebih murah. Jika harga benih bawang impor mencapai Rp 12.000 per kg, benih lokal hanya Rp 9.000 per kg. Dengan harga yang mahal, Yusuf mengakui sulit memasarkannya ke petani. Hanya saja, benih impor biasanya memiliki produktivitas bagus mencapai 20 ton per ha, sedangkan bibit lokal di kisaran 8 ton - 15 ton per ha.

Manajer Impor PT Arif Rahman Persada, Paiding, juga mengungkapkan, penghentian impor benih bawang lebih realistis bila saat ini kapasitas produksi lokal dapat memenuhi kebutuhan. Kalau kebutuhan bibit sudah terpenuhi, Paiding pun memilih berjualan bibit bawang manjung asal Pamekasan, Jawa Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×