kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   9.000   0,60%
  • USD/IDR 15.875   60,00   0,38%
  • IDX 7.200   -45,73   -0,63%
  • KOMPAS100 1.102   -8,07   -0,73%
  • LQ45 873   -6,30   -0,72%
  • ISSI 220   -2,35   -1,06%
  • IDX30 448   -4,16   -0,92%
  • IDXHIDIV20 539   -6,56   -1,20%
  • IDX80 126   -0,89   -0,70%
  • IDXV30 132   -4,54   -3,33%
  • IDXQ30 148   -1,52   -1,02%

Inalum menyiapkan diversikasi produk


Selasa, 13 Oktober 2015 / 06:13 WIB
 Inalum menyiapkan diversikasi produk


Reporter: David Oliver Purba | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Manajemen PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) sudah kelar menyusun daftar ekspansi hingga dua tahun ke depan. Perusahaan yang familier dengan nama Inalum ini akan meluncurkan dua produk baru. Pertama, memproduksi turunan aluminium, berupa aluminium alloy. Kedua, produk billet.

Inalum akan merealisasikan mimpi ini pada akhir tahun 2016. Untuk menambah lini produksi baru, Inalum merogoh kocek sebanyak US$ 30 juta – US$ 40 juta. Rancangan kapasitas produksi mereka; 30.000 ton alloy per tahun dan 90.000 ton billet per tahun.

Dua lini bisnis anyar tersebut akan mendatangkan tambahan cuan menggiurkan. Pasalnya, harga jual alloy dan billet lebih mahal ketimbang aluminium ingot, yang selama ini diproduksi Inalum. Sekadar informasi, saat ini PT Inalum memproduksi aluminium ingot di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara.

Kapasitas produksinya 225.000 ton aluminium per tahun. Hitungan Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Winardi Sutomo, Inalum bisa mendapatkan tambahan sebesar US$ 200 - US$ 300 per ton alloy. Sementara per ton billet, bisa mendatangkan tambahan sebesar US$ 100 - US$ 200.

Inalum optimistis produk anyar tersebut bakal laku di pasaran. Alasan mereka, konsumen aluminium juga bakal mendapatkan keuntungan dari penggunaan alloy dan billet. "Pelanggan tidak perlu lagi melakukan proses peleburan yang memakan biaya sehingga menghemat biaya, jadi harga produk juga akan semakin kompetitif," terang Winardi kepada KONTAN, Senin (12/10).

Hingga kini, Inalum hanya berencana memasarkan alloy dan billet di dalam negeri. Perusahaan pelat merah itu akan menawarkan produk kepada para pelanggan. Rencana kedua, memproduksi slab aluminium. Inalum menyiapkan dana investasi US$ 50 juta–US$ 60 juta untuk membangun lini produksi dengan kapasitas 50.000 ton slab aluminium per tahun.

Target realisasi rencana ini tahun 2017 mendatang. Perlu diketahui, slab aluminium produksi Inalum merupakan salah satu bahan baku untuk membuat gerbong kereta api. Maka dari itu, Inalum berharap bisa mencuil peluang sebagai pemasok bahan baku dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Strategi lain, Inalum menggandeng mitra bisnis dari China. Pertimbangan mereka, pemenang proyek kereta cepat Jakarta-Bandung adalah China, sehingga sangat mungkin mereka akan memasok bahan baku dari China atau perusahaan dari China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×