kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inaplas: Permintaan kemasan dari online delivery tumbuh 30%-50% di tahun ini


Selasa, 30 November 2021 / 19:50 WIB
Inaplas: Permintaan kemasan dari online delivery tumbuh 30%-50% di tahun ini
ILUSTRASI. Pengemasan?produk tas kertas atau paper bag di pabrik PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO), Bandung, Jawa Barat, Jumat (8/10/2021).? KONTAN/Carolus Agus Waluyo/08/10/2021.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sekretaris Jendral Asosiasi Industri Aromatik Olefin dan Plastik (Inaplas), Fajar Budiono mengatakan, di akhir tahun ini industri petrokimia dan kemasan masih mengalami sejumlah tantangan. 

Salah satunya ialah kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat. (PPKM) level 3. Namun demikian, permintaan kemasan di akhir tahun ini akan dibantu dari kegiatan jual-beli online

Fajar mengatakan, dampak kebijakan PPKM akan terasa pada industri kemasan khususnya yang men-supply ke sektor makanan minuman supporting pariwisata. Kendati begitu, permintaan kemasan ke sektor tersebut akan bergantung pada online delivery

"Saat ini pertumbuhan permintaan kemasan dari online delivery naik 30%-50% terutama untuk produk secondary packaging seperti plastik flat, bubble wrap, selotip, dan lainnya. Hal ini menunjukkan masyarakat sudah mulai terbiasa dengan pembelian barang secara online," kata Fajar kepada Kontan.co.id, Selasa (30/11). 

Baca Juga: Pelaku industri cermati efek penerapan pajak karbon yang akan diterapkan tahun depan

Secara umum, Fajar memaparkan, anggota Inaplas masih mengalami sejumlah tantangan, yakni permintaan kemasan yang belum pulih seperti kondisi sebelum pandemi Covid-19. Kemudian, masih terjadi kelangkaan kontainer dan naiknya harga sejumlah komoditas petrokimia. 

"Sampai saat ini utilisasi di hulu atau petrokimia secara umum di atas 95% dan untuk hilir utilisasinya di kisaran 70%-80% yang artinya sudah cukup bagus dibandingkan kondisi awal pandemi," jelasnya. 

Perihal naiknya harga komoditas petrokimia, Fajar bilang, harga untuk polyethylen sudah mulai turun, tetapi produk lainnya seperti polypropylene harga jualnya masih cukup tinggi. "Namun, sejauh ini untuk daya beli masih terjangkau," ujar Fajar. 

Di sepanjang tahun ini Fajar melihat proses recovery yang cepat. Oleh karenanya, Inaplas yakin pertumbuhan industri petrokimia hulu-hilir bisa di atas 2,5%. Adapun di tahun depan, jika kondisi pandemi semakin dapat dikendalikan maka pihaknya memproyeksikan pertumbuhan industri bisa di kisaran 3,5% hingga 4%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×