kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,12   2,37   0.26%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indef: Ruang penurunan harga BBM bisa dalam rentang 20%-25%


Kamis, 23 April 2020 / 07:10 WIB
Indef: Ruang penurunan harga BBM bisa dalam rentang 20%-25%
ILUSTRASI. Petugas mengisi bahan bakar minyak?kendaraan di SPBU Pertamina, Bogor, Kamis (9/4). Pasokan BBM Pertamina untuk produk jenis?bensin seperti Premium, Pertalite, dan Pertamax dinyatakan aman di atas 22 hari atau selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

"Penurunan tidak bisa drastis separuh harga. Paling tidak 20%-25% bertahap. Yang terpenting bagaimana bisnis migas tetap berjalan, tetapi juga memberikan ruang penurunan yang memang diperlukan masyarakat," terangnya.

Tauhid pun berpendapat, peninjauan kembali harga BBM di tengah kondisi pandemi seperti saat ini semestinya bisa lebih dinamis untuk bisa menyesuaikan pergerakan harga internasional berikut dengan cost dan margin keekonomian yang diperlukan badan usaha.

"Kalau harganya cukup dinamis, paling tidak dua bulan ditinjau lagi. Jadi bisa mengikuti perkembangan harga internasional. Sambil mempertimbangkan harga keekonomian untuk produksi dalam negeri," terang Tauhid.

Ia juga menyebutkan, respon setiap negara terhadap pelemahan harga minyak mentah dunia memang akan berbeda, bergantung dari kemampuan kilang serta ketersediaan tempat penyimpanan.

"Bagi yang punya kilang atau tempat penyimpanan banyak, itu positif. Tapi kita kan terbatas. Jadi tetap ada pertimbangan industri dalam negeri untuk migas," ungkapnya.

Sebagai informasi, dalam sebulan terakhir harga minyak dunia sudah anjlok ke level US$ 20 per barel bahkan terus tergerus dan sempat merosot hingga minus.

Baca Juga: Melihat dampak penurunan harga minyak WTI ke industri petrokimia

Harga minyak pada West Texas Intermediate (WTI) di New York hingga malam kemarin untuk kontrak pengiriman Juni 2020 berada di angka US$ 15 per barel

Namun, penurunan harga minyak mentah dunia bukan menjadi satu-satunya pertimbangan. Sebelumnya, dalam agenda Rapat Dengar Pendapat (RDP) virtual Pertamina dan Komisi VII DPR RI pada Selasa (21/4), Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan kendati terjadi penurunan parameter seperti Indonesia Crude Price (ICP) namun nilai tukar dinilai masih tinggi.

"Kenapa BBM tidak turun, formula harga BBM ditetapkan oleh Kementerian ESDM. Semoga pemerintah ambil keputusan tepat. ICP memang turun tapi dolar AS lebih tinggi dari yang kami rencanakan. (Apalagi) demand turun," ungkap Nicke.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×