Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Dadan M. Ramdan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) meminta Pemerintah Indonesia untuk melakukan pendekatan atau lobi kepada pihak otoritas India, terkait rencana kenaikan pajak impor produk crude palm oil (CPO) oleh negara itu.
Ketua Gapki Eddy Martono mengatakan, kebijakan Pemerintah India menaikkan pajak impor minyak nabati termasuk minyak sawit atau CPO tentunya bisa mempengaruhi ekspor minyak sawit Indonesia ke India. "Kalau berlangsung lama dapat berdampak pada penurunan ekspor minyak sawit Indonesia.," katanya kepada KONTAN, Mingggu (23/2)
Mengingat efek dari kenaikan pajak impor CPO ini cukup besar, maka Gapki akan bersurat kepada Pemerintah Indonesia, perlu segera melakukan lobi khusus kepada Pemerintah India. Pasalnya, India adalah importir minyak sawit dari Indonesia terbesar kedua setelah China. "Gapki berharap agar ada lobi khusus kepada pemerintah India. Sebab India adalah importir minyak sawit dari Indonesia terbesar kedua setelah China," harap Eddy.
Sejauh ini Gapki belum bisa memproyeksikan efek kenaikan pajak impor CPO oleh India lantaran belum mengetahui berapa lama kebijakan tersebut diberlakukan. Hanya saja, tidak hanya produksen CPO di dalam negeri yang terkena imbasnya tapi juga konsumen India turut dirugikan. "Tahun 2024 ekspor CPO kita ke India sekitar 4.65 juta ton. Aturan pajak impor tersebut kan kita belum tahu berapa lama. Kalau terlalu lama konsumen India juga dirugikan. Jadi kita harus lihat berapa lama aturan tersebut baru bisa diperkirakan kira-kira berapa turunnya," pungkas Eddy.
Merujuk data terbaru Gapki, terjadi penurunan volume ekspor CPO Indonesia sepanjang November 2024, dan paling besar untuk tujuan India. Ekspor ke India sepanjang November 2024 turun dari 730.000 ton menjadi 310.000 ton, diikuti oleh Belanda yang turun dari 131.000 ton menjadi 59.000 ton, dan Mesir turun dari 127.000 ton menjadi 75.000 riton. Sementara total ekspor mengalami penurunan menjadi 2,64 juta ton pada November 2024 dari 2,89 juta ton pada Oktober atau turun sebesar 8,69%.
Sebagai produsen dan eksportir CPO terbesar di dunia, India saat ini masih tercatat sebagai tujuan ekspor terbesar Indonesia. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) India telah menjadi pengimpor utama CPO Indonesia sejak tahun 2012. Pada tahun 2021, India mengimpor 3 juta ton CPO dari Indonesia dengan nilai mencapai US$ 3,28 miliar.
Angka ini meningkat pada tahun 2022 menjadi 5 juta ton dengan nilai US$ 5,32 miliar. Pada tahun 2023, India mengimpor 5,4 juta ton CPO dari Indonesia, namun harga CPO mengalami penurunan, menyebabkan pendapatan ekspor menjadi US$ 4,52 miliar.
Sebelumnya, pada 14 September 2024, Pemerintah India telah menaikkan pajak impor CPO, minyak kedelai mentah, dan minyak biji bunga matahari dari 5,5% menjadi 27,5%. Sedangkan, jenis minyak olahan dari ketiganya dikenakan pajak impor sebesar 35,75%.
Melansir laporan Reuters, Jumat (21/2), keputusan kembali mengerek pajak impor ini dilakukan untuk menaikkan harga minyak sayur dan minyak biji-bijian dalam negeri, sekaligus berpotensi meredam permintaan dan mengurangi pembelian minyak kelapa sawit, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari dari luar negeri. "Pemerintah (India) diharapkan segera menaikkan bea masuk," ungkap seorang sumber pemerintah.
Reuters juga melaporkan bahwa industri penyulingan minyak di India telah membatalkan pesanan untuk 100.000 metrik ton minyak kelapa sawit mentah yang dijadwalkan untuk pengiriman antara bulan Maret dan Juni tahun ini.
Sejatinya, selain tantangan dari kebiajkan India, industri sawit Indonesia juga menghadapi tekanan dari Uni Eropa, terkait kebijakan anti deforestasi. Negara-negara di kaawsan itu menerapkan diskriminasi terhadap produk sawit Indonesia. Namun, Indonesia akhirnya memenangkan gugatan sengketa sawit melawan Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Putusan WTO ini menunjukkan bahwa diskriminasi yang dilakukan Uni Eropa kepada kelapa sawit Indonesia terbukti benar adanya.
Selanjutnya: Pasca pelantikan Kada, Sultan Wacanakan Gubernur Dipilih Secara Tidak Langsung
Menarik Dibaca: Shopee Gelar Ramadan Competition Bagi Konten Kreator, Berhadiah THR Rp 10 Miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News