Reporter: Abdul Wahid Fauzie | Editor: Test Test
JAKARTA. Berita penggunaan susu china mengandung melamin, rupanya tidak membuat Indoeskrim khawatir. Penjual es krim Meiji Gold Monas ini merasa tak terganggu bisnisnya karena mengaku sudah tidak mengedarkan produk yang disebut-sebut dalam daftar cekal Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) itu, sejak 2000 lalu.
Oleh BPOM, es krim Meiji Gold Monas di anggap bermasalah karena menggunakan susu asal china sebagai bahan baku. BPOM melansir nama es krim Meiji Gold Monas lantaran surat izin edar perusahaan masih tercatat di badan tersebut. Sebaliknya, Indoeskrim mengklaim, gold monas bukanlah barang dagangannya. Izin edar milik perusahaan ini telah habis pada 2005.
Meski limbung dihajar pemberitaan negatif soal susu bermelamin, Indoeskrim tak lantas tiarap. Mereka bukan saja sibuk membuat bantahan, juga tengah menyiapkan aksi korporasi untuk mendongkrak penjualannya. "Kita sedang mengkaji untuk meningkatkan kapasitas produksi," kata Irsan Yazid, Direktur PT. Indoeskrim, Jumat (26/9). Namun, Irsan menambahkan, keputusan tentang peningkatan kapasitas produksi baru akan kelar pada Oktober, saat kajiannya selesai.
Manajer Komunikasi Pemasaran PT Indoeskrim Cahyo Irianto menyebut produksi perusahaannya saat ini hanya mencapai 75% dari kapasitas terpasang, yakni 20 juta liter per tahun. "Dengan aksi korporasi itu, kita berharap akan berproduksi penuh," tegasnya.
Cahyo bilang peningkatan ini dilakukan oleh perusahaannya untuk mengantisipasi permintaan eskrim pada 2009. Pasalnya, pada tahun 2008, pertumbuhan industri es krim meningkat sebesar 30% sehingga menjadi 120 juta liter. "Kita juga ingin meningkatkan penjualan," paparnya.
Untuk merealisasikan rencananya tersebut, PT Indoeskrim membutuhkan dana sebesar US$ 20 juta. Menurut Cahyo, investasi yang paling mahal adalah mesin pendingin. "Investasinya bisa mencapai 60%," katanya. Sayang, Cahyo enggan asal dana yang akan digunakan untuk peningkatan kapasitas ini.