kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.911.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.250   0,00   0,00%
  • IDX 6.902   21,17   0,31%
  • KOMPAS100 1.006   3,83   0,38%
  • LQ45 770   3,40   0,44%
  • ISSI 227   0,78   0,34%
  • IDX30 397   1,90   0,48%
  • IDXHIDIV20 459   1,83   0,40%
  • IDX80 113   0,54   0,48%
  • IDXV30 114   0,88   0,78%
  • IDXQ30 129   0,31   0,24%

KAI Targetkan Angkut 69 Juta Ton Barang, Siap Sambut Regulasi ODOL 2026


Jumat, 16 Mei 2025 / 13:33 WIB
KAI Targetkan Angkut 69 Juta Ton Barang, Siap Sambut Regulasi ODOL 2026
ILUSTRASI. Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo.


Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menargetkan angkutan barang mencapai 69 juta ton sepanjang tahun 2025. Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan, mayoritas angkutan masih didominasi oleh batu bara, sekitar 55 juta ton, sementara sisanya tersebar di Pulau Jawa dan mencakup berbagai jenis komoditas lainnya.

Didiek menjelaskan, penguatan angkutan barang melalui moda kereta api menjadi salah satu fokus transformasi KAI, khususnya dalam membangun ekosistem logistik yang lebih efisien dan berkelanjutan. Menurutnya, membangun ekosistem logistik berbasis rel di Pulau Jawa bukan hal mudah karena masih banyak hambatan di lapangan, termasuk dominasi angkutan jalan raya dan belum meratanya infrastruktur pendukung.

“Tantangannya banyak, banyak model-model transportasi logistik yang tidak berbasis rel. Tapi kami terus dorong, karena logistik berbasis rel bisa lebih efisien dan andal,” kata Didiek saat ditemui di peluncuran buku "Didiek Hartantyo: Masinis yang Melintasi Badai" di Jakarta, Jumat (16/5).

Baca Juga: ASN Wajib Naik Transportasi Umum, KAI Catat Rekor Baru Pengguna LRT Jabodebek

Lebih lanjut, KAI menyatakan kesiapannya menyambut implementasi penuh kebijakan zero ODOL (over dimension over loading) yang akan mulai diberlakukan pemerintah pada tahun 2026. Didiek menilai kebijakan ini merupakan momentum penting untuk mengalihkan sebagian besar angkutan logistik dari jalan raya ke jalur kereta api, terutama di Jawa yang memiliki tantangan kepadatan dan keterbatasan ruang jalan.

“KAI siap menyambut kebijakan ODOL. Moga-moga ekosistem logistik berbasis rel bisa mendapatkan efisiensi dan menekan biaya distribusi nasional,” tegasnya.

Transformasi yang dilakukan KAI tidak hanya menyasar aspek operasional, tetapi juga mencakup digitalisasi sistem dan pembentukan budaya organisasi yang adaptif. Ia menyebut bahwa transformasi yang dijalankan bukan sekadar peningkatan satu atau dua level, melainkan perubahan menyeluruh dalam cara kerja, layanan, hingga strategi bisnis perusahaan.

Baca Juga: Tangani Angkutan ODOL, Pemerintah Akan Bentuk Perpres Penguatan Logistik Nasional

Kinerja KAI sendiri menunjukkan tren pemulihan dan pertumbuhan pasca-pandemi. Didiek menyebut, pada tahun 2022 lalu, performa KAI sudah melampaui kinerja pada periode sebelum pandemi, yakni 2019 hingga 2021. Hal ini menunjukkan bahwa KAI telah bangkit lebih cepat dan kuat dari dampak pandemi COVID-19.

Selain fokus pada penguatan logistik, KAI juga tengah mengembangkan sejumlah proyek transportasi terintegrasi berbasis transit oriented development (TOD), salah satunya di kawasan Sudirman, Jakarta. Kajian pengembangan TOD di kawasan ini dilakukan bersama Kemitraan Indonesia-Australia untuk Infrastruktur (KIAT).

Dengan berbagai langkah tersebut, KAI menegaskan komitmennya untuk terus memperluas kontribusi dalam sistem logistik nasional, serta berperan dalam membentuk jaringan transportasi massal yang efisien dan ramah lingkungan.

Baca Juga: Lonjakan Penumpang Libur Waisak, KAI Catat Okupansi Tembus 124%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×