kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,16   -5,20   -0.56%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia bersiap gunakan drone untuk tanam mangrove seluas 600.000 hektare


Kamis, 12 Agustus 2021 / 06:35 WIB
Indonesia bersiap gunakan drone untuk tanam mangrove seluas 600.000 hektare
ILUSTRASI. Bertepatan dengan Hari Mangrove Sedunia pada tanggal 26 Juli


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia bersiap untuk menggunakan teknologi pesawat tanpa awak (drone) untuk mendukung penanaman mangrove seluas 600.000 hektare hingga tahun 2024 mendatang.

Para ahli dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marvest), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) dan Aero Terra Indonesia sudah membentuk tim yang menyiapkan rancang bangun drone penebar benih mangrove dari udara.

Kemampuan drone penebar benih itu dipamerkan secara virtual pada Rakor Tingkat Menteri dalam rangka Penandatanganan Nota Kesepahaman Program Kerjasama Penanaman Mangrove melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), Selasa 10 Agustus 2021. 

Baca Juga: KLHK usul DAK bidang lingkungan hidup dan kehutanan ditingkatkan pada tahun 2022

Menko Marvest Luhut B. Pandjaitan mengapresiasi penerapan teknologi drone untuk penanaman. "Upaya-upaya mempercepat penanaman mangrove menggunakan teknologi mutakhir karya anak bangsa sangatlah sesuai di saat Indonesia tengah memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-26 (HAKTEKNAS-26), 10 Agustus 2021," jelasnya dalam keterangan resmi, Rabu (11/8).

Dalam pengembangan teknologi penanaman mangrove melalui udara ini telah dibentuk dua tim. Tim pertama yang menyiapkan benih mangrove sedang kelompok kedua menyiapkan alat angkut drone guna menembakkan benih mangrove dari udara ke pantai.

Pemanfaatan teknologi aerial seedling ini cukup efektif sehingga luas area penanaman bisa digarap dalam waktu yang lebih pendek dibandingkan dengan cara penanaman mangrove konvensional. 

Pada penanaman mangrove konvensional, dilakukan dengan menanam bibit mangrove. Sementara penanaman dengan menggunaakan drone akan memanfaatkan biji mangrove yang dilapis oleh pupuk tanaman, dalam bentuk bola-bola berdiameter 3 centimeter.

Bola-bola tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung pelontar yang terpasang pada drone.  Tabung pelontar di desain menggunakan teknologi 3-D Printing, sedang untuk menembakkan biji mangrove digunakan tekanan gas. 

Baca Juga: BRGM sebut realisasi penanaman rehabilitasi mangrove baru 1.103 ha hingga Mei

Sebuah drone mampu mengangkut 600 butir benih mangrove, dapat menembakkan 600 benih, dari ketinggian 5 meter, dalam 20 menit dengan jarak tanam 1 X 2 meter.  Dengan demikian, satu drone dapat menanam 3 hektare mangrove setiap harinya. 

Teknologi drone ini cocok untuk penanaman mangrove di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau, jarang penduduk dan terpencil sebagai komplemen sistem penanaman mangrove konvensional berbasis masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×