kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia dan Swiss tandatangani Project Arrangement Pengembangan Energi Terbarukan


Kamis, 03 Desember 2020 / 08:15 WIB
Indonesia dan Swiss tandatangani Project Arrangement Pengembangan Energi Terbarukan
ILUSTRASI. Pemerintah mendorong bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (BPSDM ESDM) menandatangani Project Arrangement (PA) dengan The State Secretariat for Economic Affairs of the Swiss Confederation diwakili Kurt Kunz, Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN. PA dengan lingkup pengembangan Energi Terbarukan ditandatangani pada Rabu (2/12).

Kepala BPSDM ESDM Prahoro Nurtjahyo menyampaikan, PA ini merupakan turunan serta tindak lanjut dari Nota Kesepahaman (MoU) yang telah di tandatangani oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif dan The State Secretariat for Economic Affairs of the Swiss Confederation pada 9 Oktober 2020 lalu.

Dengan adanya kerja sama ini, Prahoro berharap dapat meningkatkan kapasitas dan produktifitas Sumber Daya Manusia pengelola subsektor Energi Baru Terbarukan di kedua negara.

"Dokumen ini menjadi awal dari para pemangku kepentingan di Indonesia dalam rangka terus mempromosikan keberlanjutan dan produktivitas dalam capacity building. Ke depannya tak hanya sektor energi, namun kerja sama ini juga akan melibatkan sektor-sektor lainnya," ungkap Prahoro dalam keterangan tertulis, dikutip Kontan.co.id, Kamis (3/12).

Lingkup kerja sama mencakup pengembangan pelatihan formal dan non formal subsektor Energi Baru Terbarukan, kegiatan lainnya dalam ruang lingkup pertukaran pengetahuan dan peningkatan kapasitas.

Baca Juga: Tahun ketiga IETD usung tiga isu utama bahas transisi energi pasca pandemi

Selain BPSDM ESDM, program kerja sama ini akan juga melibatkan Bappenas/Kementerian PPN, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Nasional Sertifikasi Profesi serta Politeknik yang bergerak di subsektor Energi Baru Terbarukan yang berada di Indonesia dan Swiss.

Kerja sama Indonesia-Swiss ini dilatarbelakangi keinginan kedua negara untuk meningkatkan kontribusi dalam transisi energi di dunia, di mana Indonesia menetapkan kebijakan energi nasionalnya untuk meningkatkan pangsa energi terbarukan menjadi 23% pada tahun 2025, dan 31% pada tahun 2050.

Sementara itu, pemerintah Swiss telah memasang target untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil sebesar 20% pada tahun 2020. Sebagian besar energi yang dihasilkan di Swiss itu terbarukan, yang berasal dari tenaga air dan biomassa.

Namun, keduanya hanya menyumbang sekitar 15% dari total konsumsi energi keseluruhan karena 85% energi yang digunakan itu berasal dari sumber energi impor, Sebagian besar dari bahan bakar fosil dan tenaga nuklir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×