kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indonesia siap impor beras 3,2 juta ton


Selasa, 21 September 2010 / 10:39 WIB
Indonesia siap impor beras 3,2 juta ton


Reporter: Raka Mahesa W, Ewo Raswa |

JAKARTA. Sikap Kementerian Pertanian soal beras melunak. Kemarin (20/9), Menteri Pertanian Suswono memberikan restu kepada Perusahaan Umum Bulog untuk mengimpor beras, demi mengendalikan harga beras di pasar.

Menteri asal Partai Keadilan Sejahtera ini, berkata, impor beras perlu dilakukan karena cadangan beras di Bulog saat ini hanya 1,4 juta ton. Akibatnya, pedagang besar berani mempermainkan harga.

Bulog diperkenankan mengimpor beras hingga 10% dari total kebutuhan nasional. Tahun ini, kebutuhan beras nasional mencapai 32,7 juta ton. Jadi, Bulog bisa mengimpor beras maksimal 3,2 juta ton.

Dengan impor ini, Suswono berharap, Bulog punya stok beras yang cukup untuk mengatur harga. "Saya tidak merasa gagal jika Bulog melakukan impor, toh, swasembada berarti 90% kebutuhan nasional terpenuhi produksi dalam negeri," tegas Suswono di kantornya, Senin (20/9).

Suswono juga kembali menyatakan, langkah ini diambil akibat Bulog terlambat menyerap beras selama panen raya, Maret-April lalu. Padahal, berdasarkan Angka Ramalan (Aram) II, Indonesia surplus beras hingga 5,6 juta ton dibanding kebutuhan. Saat itu, harga beras juga masih di bawah harga pembelian pemerintah (HPP).

Tapi, dengan alasan kualitas jelek, Bulog tidak membeli gabah petani. Sebab, ketentuan HPP hanya membolehkan Bulog membeli beras dengan kualitas tertentu. Melihat kelemahan ini, Kementerian Pertanian pun berencana mengubah aturan HPP. Nantinya, HPP akan dibuat berjenjang sesuai kualitas beras. Dus, Bulog bisa membeli beras petani dalam berbagai kualitas.

Sebagai catatan, tahun ini, pemerintah menetapkan HPP gabah kering panen (GKP) Rp 2.640 per kilogram (kg), gabah kering giling (GKG) Rp 3.300 per kg, dan harga beras Rp 5.060 per kg.

Disaingi negara lain

Selain cadangan Bulog menipis akibat keterlambatan pembelian, restu impor beras juga lahir sebagai respon atas surat peringatan Organisasi Pangan Dunia (FAO) beberapa waktu lalu. Lembaga ini memperingatkan ihwal bahaya krisis pangan yang mengharuskan setiap negara memperkuat cadangan pangan.

Suswono pun meminta agar Bulog segera mengimpor beras. "Waktunya sekarang ini mumpung masih bisa impor," tukasnya. Sebab, sejumlah negara lain sudah lebih awal menambah cadangan beras. Contohnya China yang siap mengimpor 1 juta ton beras.

Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso menyatakan Bulog siap mengimpor beras. "Kalau sudah diperintahkan kami akan jalan," katanya kepada KONTAN. Hanya saja, Sutarto enggan membocorkan besaran impor itu dengan alasan baru dibahas pada pekan depan.

Meski begitu, Bulog mungkin tidak akan merealisasikan impor hingga 3,2 juta ton. Perusahaan ini enggan menanggung biaya penyimpanan beras yang terlalu besar. Apalagi, Bulog masih terus membeli beras petani untuk mengisi stoknya. Saat ini saja, Bulog mampu membeli beras hingga 2.300 ton per hari.

Atas dasar itu pula, Sutarto menampik tudingan bahwa perusahaannya enggan membeli beras petani. Sampai sekarang Bulog sudah mampu membeli beras hingga 1,8 juta ton.

Mantan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian ini menyatakan, minimnya cadangan Bulog terjadi karena surplus beras tahun ini sangat kecil. Maklum, produksi nasional hanya naik 1,17% dibanding tahun lalu. Angka ini tak sepadan dengan pertumbuhan konsumsi beras yang mencapai 1,49% setahun. Akibatnya, seluruh produksi diserap pasar dan Bulog sulit mendapatkan beras sesuai ketentuan HPP.

Situasi ini berbeda dengan tahun 2008 dan 2009. Tahun lalu, produksi beras naik 6,6% dibanding tahun 2008. Demikian pula dengan produksi tahun 2008 yang naik 5,46% ketimbang tahun 2007.

Alhasil, dua tahun itu ada surplus beras. "Belum lagi ada tambahan beras impor tahun 2007 sebanyak 1,3 juta ton," tandas Sutarto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×