Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Bisnis serat optik benar-benar membetot perhatian PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. Maka dari itu, mereka tak ragu-ragu mengucurkan duit investasi sebesar Rp 2,8 triliun untuk cucu perusahaan yang bergerak di bisnis serat optik yakni PT Mega Akses Persada atau FiberStar.
Duit investasi jumbo tersebut untuk mendanai rencana perluasan jangkauan serat optik FiberStar. Perusahaan tersebut memiliki mimpi menjangkau 200 kota di Tanah Air hingga tahun 2019. Perkiraan mereka, pembangunan jaringan serat optik di tiap kota memakan waktu dua bulan sampai tiga bulan.
Sebagai catatan saja, target waktu realisasi 2019 sejatinya sudah melalui tahap revisi. Semula, FiberStar berambisi ingin merealisasikan mimpi tersebut pada tahun 2017. Namun, perusahaan itu mengaku masih terkendala regulasi di beberapa daerah.
Maklum, target lokasi FiberStar tak melulu kota besar. Manajemen perusahaan juga bilang tertarik hadir di lokasi yang belum riuh pemain serta optik. "Kota itu sudah kami targetkan bahkan ketika belum ada permintaan pun kami membangun di sana," terang Thomas Dragono, Commerce Director PT Mega Akses Persada kepada KONTAN di kantornya, Rabu (8/11).
Nah, peluang-peluang besar seperti itu lebih banyak terdapat di daerah atawa luar Jabodetabek. Dalam proyeksi bisnis FiberStar, Bali dan Sumatera memiliki potensi pertumbuhan serat optik yang besar.
Tak heran kalau pasca menggelar jaringan serat optik di Denpasar dan Nusa Dua, perusahaan tersebut akan bergegas masuk Singaraja. Sementara di Sumatera, FiberStar mengincar Medan, Palembang dan Pekanbaru.
FiberStar tak menampik jika pilihan untuk menggarap pasar serat optik di daerah memiliki tantangan. "Selama ini yang menjadi kendala penetrasi internet selalu keterbatasan infrastruktur jaringan dan opsi," ujar Thomas. Mengenai sasaran pasar, FiberStar tak militan menggarap salah satu segmen saja. Mereka membidik jaringan serat optik di kawasan bisnis maupun hunian.
Dalam menjalankan bisnis, FiberStar menggandeng sejumlah perusahaan penyelenggara jasa internet. Beberapa yang sudah mereka ajak adalah PT Cyberindo Aditama (CBN), PT iForte Solusi Infotek, PT Indosat Tbk, MyRepublic dan PT Mora Telematika Indonesia (Moratel).
Sinergi Grup Salim
Sampai Maret 2016, jaringan serat optik FiberStar sudah hadir 25 kota. Perusahaan itu berencana menambah 45 kota lagi hingga akhir semester I-2016 dengan total panjang jaringan 3.000 kilometer (km) - 3.500 km. Kebanyakan, jaringan serat optik tersebut melintas di Jawa, Sumatera dan Kalimantan Timur.
Namun patut diketahui, pembangunan jaringan serat optik itu tak semata-mata untuk membidik pasar. Sebab, FiberStar juga mendapatkan tugas untuk melayani kebutuhan perusahaan yang terafiliasi dengan mereka di bawah Grup Salim.
Sebut saja aksi FiberStar yang menyediakan jaringan fixed broadband untuk PT Indomarco Prismatama, pemilik gerai Indomaret. Sejauh ini, sudah ada sekitar 300 gerai Indomaret yang mereka layani. Nah, FiberStar akan membangun jaringan serat optik sejalan dengan peta jalan penambahan gerai Indomaret.
Selain itu, FiberStar juga bakal mengerjakan infrastruktur serat optik untuk pabrik-pabrik milik Grup Salim. "Masih dalam pembahasan internal dengan beberapa unit usaha Salim Group tapi kendalanya kami belum sampai di sana, butuh effort," kata Thomas, tanpa menyebutkan pabrik yang dimaksud.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News