kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri CPO RI santai tanggapi larangan Rusia


Kamis, 13 November 2014 / 18:14 WIB
Industri CPO RI santai tanggapi larangan Rusia
ILUSTRASI. Kenali Arti Letak Jerawat dan Penyebabnya di Wajah, Yuk!


Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Penolakan produk crude palm oil (CPO) dan produk turunan CPO Indonesia oleh tiga negara yakni: Kazakhstan, Belarusia dan Rusia segera direspon pengusaha sawit Indonesia. Larangan ekspor ketiga negara tersebut diyakini tidak akan berdampak signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Darwin Indigo, Direktur Perdagangan PT Wilmar mengatakan, larangan ekspor CPO ke tiga negara tersebut tidak berdampak banyak bagi perusahaan. Selain karena porsi ekspor ke Rusia masih sangat kecil. Larangan tersebut juga telah diklarifikasi oleh Pemerintah Indonesia dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).

“Ternyata masalahnya sederhana. Pihak Rusia tidak mencantumkan kandungan minyak sawit asal Indonesia pada produk makanan yang mereka konsumsi. Sementara Pemerintah Rusia beranggapan bahwa segala produk minyak kelapa sawit itu berbahaya,” kata Darwin pada Kamis (13/11).

Darwin bercerita di Rusia penggunaan konsumsi butter atau margarine tinggi. Butter yang dibuat di Rusia secara tradisional mengunakan lemak nabati. Sementara harga lemak nabati terbilang mahal di Rusia. Produsen butter di Rusia kemudian mengakalinya dengan menggunakan CPO asal Indonesia.

Sayang, produsen tidak mencantumkan pada lebel makanan tersebut adanya kandungan CPO. Sehingga menimbulkan persepsi salah diantara pemerintah Rusia. Namun telah dijelaskan oleh Pemerintah Indonesia dan GAPKI bahwa produksi CPO Indonesia aman dan ramah lingkungan. 

Namun bayang-bayang penurunan ekspor hingga akhir tahun didepan mata. Realisasi ekspr minyak kelapa sawit dan produk turunan ke Rusia pada periode Januari hingga Juni 2014 mencapai USD 194,2 miliar naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar USD 164 miliar. Sementara tonasenya sepanjang Januari hingga Juni 2014 sebesar 235.000 ton naik dari periode yang sama tahun 2013 sebesar 213.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×