Reporter: Asnil Bambani Amri |
JAKARTA. Untuk meningkatkan ekspor produk hilir minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO), Indonesia membutuhkan investasi senilai US$ 18,2 miliar. Dana tersebut digunakan untuk menambah pabrik pengolahan minyak kelapa sawit menjadi produk olahan yang bernilai tambah.
“Jika ingin menaikkan ekspor produk hilir, investasi ini harus tersedia,” kata Sahat Sinaga, Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), di Jakarta Rabu (6/10). Sahat menyatakan, kebutuhan investasi itu dilakukan guna menambah pabrik-pabrik pengolahan CPO yang sudah ada.
Saat ini, 60% komposisi produk ekspor kelapa sawit dominan adalah dalam bentuk mentah (CPO), sisanya 40% lagi berupa olahan. Menurutnya, jika komposisi ekspor olahan kelapa sawit ingin ditingkatkan menjadi 60% maka yang dibutuhkan adalah investasi. “Jika ingin ekspor olahan sawit naik menjadi 60% maka investasi itu adalah jawabannya,” jelas Sahat.
Ekspor produk olahan kelapa sawit itu diantaranya berbentuk special fat olein, product mix (minyak goreng, mentega, dan lain-lain), oleochemicals dan juga biodiesel. Adapun komposisi ekspor produk olahan saat ini lebih banyak di dominasi oleh product mix, sementara untulk produk special fat olein masih terbatas karena pasarnya tertentu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News