kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   -33.000   -1,68%
  • USD/IDR 16.605   3,00   0,02%
  • IDX 6.767   17,72   0,26%
  • KOMPAS100 979   5,15   0,53%
  • LQ45 762   4,33   0,57%
  • ISSI 215   0,81   0,38%
  • IDX30 395   2,48   0,63%
  • IDXHIDIV20 471   1,18   0,25%
  • IDX80 111   0,53   0,48%
  • IDXV30 115   0,73   0,63%
  • IDXQ30 130   0,90   0,70%

Pemerintah Percepat Hilirisasi Bauksit, ANTAM dan BAI Jadi Motor Produksi Alumina


Kamis, 01 Mei 2025 / 18:34 WIB
Pemerintah Percepat Hilirisasi Bauksit, ANTAM dan BAI Jadi Motor Produksi Alumina
ILUSTRASI. Tambang bauksit PT Aneka Tambang Tbk di Tayan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. (KONTAN/Dimas Andi Shadewo)


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus memperkuat fondasi hilirisasi mineral melalui optimalisasi komoditas bauksit, yang dinilai strategis dalam peta pengembangan industri nasional.

Dengan cadangan yang melimpah dan permintaan pasar yang terus tumbuh, bauksit diharapkan menjadi motor penggerak nilai tambah dalam negeri.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Tri Winarno, menegaskan bahwa kebijakan larangan ekspor bijih bauksit serta penetapan Harga Patokan Mineral (HPM) bukan sekadar instrumen fiskal, tetapi implementasi nyata dari amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Minerba.

Baca Juga: Ini Dampak Aturan Baru Harga Patokan Mineral ke Produk Mineral Antam

“UU tersebut secara tegas mewajibkan peningkatan nilai tambah melalui pengolahan dan pemurnian. Larangan ekspor bijih bauksit yang diberlakukan sejak Juni 2023 bukanlah kebijakan mendadak, melainkan bagian dari transisi yang telah disiapkan bertahun-tahun,” ujar Tri dalam keterangannya saat Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (30/4).

Tri mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki cadangan bauksit yang besar. Pada 2022, produksi bijih bauksit nasional mencapai 31,8 juta ton, namun menyusut menjadi 19,8 juta ton pada 2023 dan 16,8 juta ton di 2024 akibat larangan ekspor.

Meski begitu, produksi diproyeksi kembali meningkat seiring beroperasinya proyek-proyek hilirisasi baru.

Salah satu pelaku industri yang aktif membangun ekosistem hilirisasi bauksit adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam.

Direktur Utama Antam Niko Kanter menyatakan bahwa perseroan berkomitmen memperkuat rantai nilai bauksit dari hulu hingga produk antara berupa alumina.

Baca Juga: Produksi Mineral RI Turun pada 2024, Timah dan Bauksit Paling Tertekan

“Antam mencatatkan produksi bauksit sebesar 1,3 juta wet metric ton (WMT) sepanjang 2024, dengan penjualan mencapai 0,7 juta WMT. Untuk segmen hilir, melalui entitas patungan Indonesia Chemical Alumina (ICA), kami memproduksi 148 ribu ton alumina dan menjual 177 ribu ton,” ujar Niko.

Selain ICA, Antam juga memiliki kepemilikan saham di PT Borneo Alumina Indonesia (BAI), yang kini memasuki fase transisi menuju operasi komersial.

Fasilitas BAI telah sukses melakukan produksi uji coba dan mengirimkan 21 ribu ton alumina perdana ke PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) untuk pengujian kualitas.

“Kehadiran BAI memperkuat ekosistem hilirisasi aluminium nasional. Bauksit kami olah menjadi alumina, lalu diserap oleh Inalum menjadi aluminium. Ini bukti nyata hilirisasi yang berkontribusi langsung terhadap industri strategis nasional,” tambah Niko.

Baca Juga: Soal Royalti Minerba, MIND ID: Kita Usulkan Revisi Harga Patokan Mineral

Pemerintah berharap langkah hilirisasi ini tidak hanya memperkuat ketahanan industri dalam negeri, tetapi juga mendorong penciptaan lapangan kerja, transfer teknologi, serta peningkatan devisa dari produk turunan bernilai tinggi.

Selanjutnya: Gelontorkan Rp 535,70 Miliar, TOWR Tuntaskan Akuisisi Remala Abadi (DATA)

Menarik Dibaca: Rupiah Melemah, Investor Asing Kesempatan Beli SBN di Harga Murah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×