Reporter: Azis Husaini | Editor: Harris Hadinata
JAKARTA. Tahun macan rupanya bakal menjadi tahun yang cerah bagi industri kemasan. Buktinya, para pelaku industri kemasan berani menargetkan omzet sebesar Rp 25 triliun di 2010.
Maklum, belakangan industri makanan dan minuman juga semakin bertambah, mulai dari skala rumahan sampai skala pabrik besar. Hal ini mendorong naiknya kebutuhan kemasan untuk produk makanan dan minuman itu.
Menurut Direktur Federasi Kemasan Indonesia (FPI) Ariana Susanti, seiring makin ketatnya persaingan di industri makanan dan minuman, kesadaran akan kualitas kemasan yang berbeda pun makin terlihat. Dus, banyak perusahaan melihat kemasan bukan lagi sebagai biaya, tapi sebagai investasi.
Hal ini terlihat dari pertumbuhan omzet industri kemasan selama beberapa tahun belakangan. Menurut catatan FPI, omzet industri kemasan naik dari Rp 20 triliun di 2008 menembus Rp 22 triliun di 2009. "Tahun ini kami menargetkan kenaikan 10%, seiring target pertumbuhan industri makanan dan minuman yang juga sebesar 10%," tutur Ariana, Kamis (20/5).
Ariana mengungkapkan saat ini ada 400 industri kemasan besar. Namun yang mendominasi pasar kemasan itu masih industri kemasan yang menyediakan material plastik. Hampir 70% industri makanan dan minuman menggunakan kemasan bermaterial plastik.
Dia bilang, dua tahun ke depan kemasan akan menjadi faktor penentu peningkatan penjualan bagi sebuah produk. Bahkan kemasan sebuah produk akan menjadi brand image dan mampu menumbuhkan industri rumahan menjadi industri menengah yang siap bersaing dengan produk yang sudah lama. "Sekarang produk UKM kemasannya sudah bagus-bagus, sehingga omzet mereka semakin naik, jadi persaingannya ke arah desain kemasan," ungkap Ariana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News