kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.926.000   -27.000   -1,38%
  • USD/IDR 16.542   -2,00   -0,01%
  • IDX 6.851   22,84   0,33%
  • KOMPAS100 990   2,22   0,22%
  • LQ45 765   1,71   0,22%
  • ISSI 219   0,83   0,38%
  • IDX30 397   1,22   0,31%
  • IDXHIDIV20 467   0,14   0,03%
  • IDX80 112   0,32   0,29%
  • IDXV30 115   0,63   0,55%
  • IDXQ30 129   0,17   0,13%

Industri Kimia Masih Prospektif, Begini Strategi Emiten Tersebut pada 2025


Rabu, 07 Mei 2025 / 18:48 WIB
Industri Kimia Masih Prospektif, Begini Strategi Emiten Tersebut pada 2025
ILUSTRASI. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA). Sejumlah emiten industri kimia telah meracik strategi untuk memperbaiki kinerja di tengah prospek pemulihan industri kimia.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

Kebutuhan bahan kimia untuk proses industri tersebut terus meningkat. Di sisi lain, permintaan methanol dan bahan kimia lainnya diproyeksikan tumbuh dengan adanya dorongan pemerintah terhadap program biodiesel B40 dan pertumbuhan industri hilir lainnya.

Guna menangkap peluang tersebut, AKRA melakukan investasi strategis dalam infrastruktur logistik. Termasuk pembangunan terminal penyimpanan, kapal pengangkut kimia, serta armada truk di wilayah-wilayah strategis.

"Hal ini memperkuat posisi AKRA sebagai distributor utama produk kimia dasar di Indonesia, khususnya dalam mendukung ekspansi industri di kawasan Indonesia Timur," tandas Suresh.

Baca Juga: Jelang Tutup Tahun, Begini Strategi Emiten Kelapa Sawit (CPO)

Langkah ekspansi juga sedang dilakukan oleh PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA). Emiten yang terafiliasi dengan Garibaldi "Boy" Thohir dan TP Rachmat ini sedang mentransformasi pabrik amoniak menjadi pabrik yang rendah karbon, dengan target untuk menangkap sekitar 1 juta TPA CO? mulai Kuartal IV-2028.

ESSA melalui anak perusahaan PT ESSA SAF Makmur (ESM) juga akan membangun fasilitas manufaktur greenfield berteknologi tinggi di Jawa Tengah. Fasilitas ini akan memproduksi hingga ±200.000 MT per tahun Sustainable Aviation Fuel (SAF), dengan target operasi komersial pada Kuartal I-2028.

Namun secara kinerja keuangan, performa ESSA melandai di awal tahun ini. Pendapatan ESSA merosot 5,68% (yoy) dari US$ 73,82 juta menjadi US$ 69,62 juta. Laba bersih ESSA pun menurun 20,47% (yoy) dari US$ 10,21 juta menjadi US$ 8,12 juta pada kuartal I-2025. 

Baca Juga: Ketidakpastian dan Sentimen Negatif Industri Properti Tinggi, Begini Tanggapan Emiten

Presiden Direktur & CEO Essa Industries Indonesia Kanishk Laroya membeberkan bahwa kinerja ESSA pada kuartal I-2025 terutama dipengaruhi oleh berkurangnya pasokan gas ke pabrik amoniak. Kondisi ini akibat kegiatan pemeliharaan di pemasok gas hulu, sehingga berdampak pada produksi amoniak.

Selanjutnya: Terungkap! Ini CEO dengan Gaji Tertinggi di AS, Bukan Elon Musk

Menarik Dibaca: Apakah Kentang Bagus untuk Diet Menurunkan Berat Badan? Ini Faktanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×