kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.880.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.260   50,00   0,31%
  • IDX 6.928   30,28   0,44%
  • KOMPAS100 1.008   6,44   0,64%
  • LQ45 773   2,07   0,27%
  • ISSI 227   2,98   1,33%
  • IDX30 399   1,47   0,37%
  • IDXHIDIV20 462   0,59   0,13%
  • IDX80 113   0,62   0,55%
  • IDXV30 114   1,38   1,22%
  • IDXQ30 129   0,27   0,21%

Industri Migas Perkuat Komitmen Dukung Dekarbonisasi Lewat Teknologi CCS/CCUS


Selasa, 06 Mei 2025 / 14:57 WIB
Industri Migas Perkuat Komitmen Dukung Dekarbonisasi Lewat Teknologi CCS/CCUS
ILUSTRASI. Temuan sumberdaya gas oleh Pertamina Hulu Energi. Komitmen sektor industri minyak dan gas bumi (migas) dalam mendukung target dekarbonisasi nasional semakin menguat.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komitmen sektor industri minyak dan gas bumi (migas) dalam mendukung target dekarbonisasi nasional semakin menguat.

Hal ini tercermin dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Implementasi Teknologi CCU/CCS/CCUS untuk Industri Migas yang Berkelanjutan di Indonesia yang digelar Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia (BKK PII).

Baca Juga: Ini Cara Pertamina Dorong Pekerja Jadi Role Model Dekarbonisasi

FGD ini mempertemukan pelaku industri energi, seperti PT Pertamina Hulu Energi, ExxonMobil Low Carbon Solutions Indonesia Ltd, PT Energi Mega Persada, serta startup inovatif PT Algatek Karbon Nusantara.

Para peserta membahas strategi implementasi teknologi penangkapan dan pemanfaatan karbon (CCU), penyimpanan karbon (CCS), serta pendekatan terintegrasi (CCUS) di sektor migas.

Direktur Manajemen Risiko PT Pertamina Hulu Energi yang juga Dewan Penasehat AM BKK PII 2025 Mery Luciawaty, menegaskan pentingnya kolaborasi berbagai pihak untuk membangun ekosistem rendah karbon.

“Kolaborasi antara korporasi, regulator, dan akademisi sangat penting untuk menekan emisi secara berkelanjutan. Pertamina sendiri terus menjajaki berbagai solusi CCS/CCUS melalui kerja sama internasional maupun inisiatif teknologi lokal,” ujar Mery dalam keterangannya, Selasa (6/5).

Baca Juga: Wujudkan Dekarbonisasi, PLN Raih Kucuran Dana Rp 110 Miliar dari Uni Eropa & Prancis

Dalam diskusi tersebut, berbagai tantangan dan peluang pengembangan CCS/CCUS turut dibahas, termasuk aspek regulasi, pembiayaan, dan kesiapan teknologi.

PT Algatek Karbon Nusantara, misalnya, mempresentasikan inovasi CCU yang dapat mengubah emisi CO₂ industri menjadi biomassa bernilai ekonomis. Inovasi ini dinilai sebagai langkah konkret menuju ekonomi karbon sirkular.

Sementara itu, ExxonMobil dan PT Energi Mega Persada menampilkan studi kasus penerapan CCS di lapangan sebagai bentuk kesiapan sektor hulu migas dalam mengintegrasikan teknologi rendah karbon ke dalam operasional mereka.

Sejumlah perwakilan dari sektor strategis seperti PT Pupuk Indonesia, PT Pupuk Kujang, Rock Flow Dynamics, serta asosiasi profesi seperti IATMI dan SPE turut menyampaikan pandangan.

Baca Juga: Dukung Dekarbonisasi, Kemenperin Percepat Transformasi Industri Hijau

Mereka menyoroti pentingnya model bisnis yang berkelanjutan, kesiapan sumber daya manusia (SDM), serta perlunya insentif kebijakan untuk mempercepat adopsi teknologi CCS/CCUS.

FGD ini memperkuat sinyal bahwa sektor usaha siap mengambil peran aktif dalam transisi energi nasional. Dengan sinergi lintas sektor, Indonesia dinilai berpeluang besar menjadi hub CCS/CCUS di Asia Tenggara sekaligus meningkatkan daya saing industri migas di era energi bersih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×