kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri mobil mesti gandeng produsen alat konversi


Kamis, 12 Januari 2012 / 15:14 WIB
Industri mobil mesti gandeng produsen alat konversi
ILUSTRASI. Karyawan melintas di dekat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Reno Esnir


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Produsen mobil di Indonesia membutuhkan kerjasama dengan produsen alat konversi bahan bakar gas (BBG) agar bisa menjual mobil berbahan bakat BBG. Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Gabungan Industri Otomotif Indonesia (Gaikindo) yang juga Direktur PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Sudirman Maman Rusdi di Jakarta, Rabu 912/1).

Rencana pemerintah mengalihkan pemakaian BBM ke BBG membutuhkan alat tambahan yang harus dipasang pada kendaraan. Alat tersebut menurut Sudirman belum diproduksi oleh produsen mobil di Indonesia. "Pabrik mobil di Jepang saja membeli converter kit (alat konversi) dari produsen lain," kata Sudirman.

Sudirman bilang, pemakaian alat konversi tidak hanya untuk kendaraan baru saja, tetapi juga untuk kendaraan yang sudah beredar di pasaran. Maka itu, Sudirman bilang, Gaikindo saat sedang melakukan kajian dari rencana pemerintah itu. "Kami mendukung program pemerintah ini, dan kami juga memikirkan apa yang akan dilakukan, termasuk melaporkannya ke prinsipal di Jepang," jelas Sudirman.

Harga konverter mahal

Dalam perkiraan Sudirman, harga alat konversi BBG tersebut antara Rp 10 juta sampai Rp 15 juta per unit. Jika aturan pemakaian BBG berlaku, maka ia memperkirakan harga jual mobil, nilai kenaikannya akan menyesuaikan harga alat konversi tersebut.

Saat ini, Sudriman mencari produsen alat konversi yang bisa diajak kerjasama agar pihaknya mengetahui secara pasti kesesuaian alat konversi dengan kendaraan merek mobil mereka. "Kami tentu harus menyesuaikan komponen kendaraan jika ada penambahan alat konversi itu," kata dia.

Selain itu, Sudirman menambahkan, kebijakan konversi ke BBG membuat produsen mobil menambah investasi baru terutama untuk biaya perakitan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×