Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pelaku industri otomotif mengharapkan gas yang dipasok ke industri harganya diturunkan.
Gunadi Sindhuwinata, Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mengatakan bahwa gas merupakan salah satu komponen dalam proses produksi industri otomotif. "Gas itu dimanfaatkan untuk produksi. Misalkan di mobil atau motor perlu pengecatan. Nah itu perlu boiler perlu pemanasan, nah itu perlu gas," ujar Gunadi kepada wartawan usai menemui Menteri Perindustrian Saleh Husin, di Gedung Kementerian Perindustrian pada Selasa (15/9).
Ia mengatakan bahwa gas dipakai sekitar 6% dari volume konsumsi energi secara keseluruhan. Ia mengatakan apabila harga gas turun, maka bisa meningkatkan daya saing industri karena biaya produksi turun.
"Kalau bisa turun itu bagus sekali. Bisa meningkatkan efisiensi dan daya saing," ujar Gunadi.
Sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia juga meminta agar harga gas yang dipasok untuk industri bisa lebih rendah dari harga gas yang dipasok di negara tetangga.
Untuk diketahui, saat ini harga gas yang dipasok untuk industri berkisar antara US$ 8 - US$ 11 per mmbtu. Adapun harga yang dipasok di negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand hanya berkisar US$ 4 - US$ 5 per mmbtu.
Berdasarkan data Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) kebutuhan gas untuk industri pada tahun ini mencapai 2.280.93 mmscfd. Rinciannya sebesar 1.086,22 mmscfd untuk bahan baku industri, sisanya untuk bahan bakar dan proses produksi.
Sedangkan kebutuhan gas bumi khusus untuk industri kendaraan bermotor adalah sebesar 4,89 mmscfd.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News