kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri otomotif siap masuk revolusi industri 4.0


Minggu, 02 Desember 2018 / 21:32 WIB
Industri otomotif siap masuk revolusi industri 4.0
ILUSTRASI. Pabrik mobil Toyota Motor Manufacturing Indonesia


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor manufaktur di seluruh dunia sedang bertransformasi untuk menyambut era revolusi industri 4.0. Era tersebut menekankan kolaborasi antara proses manufaktur dengan dunia digital, khususnya melalui pemanfaatan platform Internet of Things.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, Ngakan Timur Antara menjelaskan tujuan transformasi itu adalah mencari langkah-langkah strategis yang dapat lebih mengefisienkan dan mengoptimalkan proses produksi agar mencapai output yang maksimal dan berkualitas.

Menurut Ngakan, guna memastikan implementasi industri 4.0 bisa mencapai sasaran tersebut, pihaknya aktif memberikan arahan kepada balai-balai di lingkungan Kemenperin untuk merevitalisasi komponen- komponen di dalamnya seperti peralatan laboratorium. Bahkan juga gencar mendorong kegiatan riset yang berbasis industri 4.0.

“Hasil-hasil litbang dan inovasi dari Kemenperin banyak yang telah dimanfaatkan oleh para pelaku industri di dalam negeri. Selain itu, terus dikembangkan melalui kerja sama dengan para stakeholder secara berkesinambungan yang bertujuan meningkatkan daya saing sektor manufaktur nasional,” paparnya Jumat akhir pekan lalu.

Adapun di dalam peta jalan (roadmap) Making Indonesia 4.0, telah ditetapkan lima sektor manufaktur yang mendapat prioritas pengembangan, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia dan elektronika.

Di sektor otomotif, Kukuh Kumara, Sekretaris Umum (Sekum) Gabungan Industri Otomotif Indonesia (GAIKINDO) menjelaskan industri otomotif nasional pada dasarnya sudah menerapkan industri 4.0. Hal ini demi kepentingan efisiensi produksi. "Dari bagian Research and Development (RnD) sampai ke bagian produksi kendaraan sudah menggunakan sistem komputer dan internet," kata Kukuh kepada Kontan.co.id, Minggu (2/12).

Menurutnya investasi untuk masuk ke industri 4.0 sudah masuk dalam bagian investasi yang dikeluarkan oleh tiap pabrikan otomotif. Sedangkan untuk sistem teknologi, mayoritas pelaku industri otomotif banyak mengunakan pihak ketiga. "Tujuan akhirnya untuk peningkatan kualitas produk, meningkatkan produktivitas, dan juga efisiensi waktu," kata Kukuh.

Manfaat lainnya dengan adanya peneerapan industri yakni adanya pengurangan cacat produksi."Misalnya dengan jumlah karyawan yang sama rasio defect (cacat) produksi sebelum masuk ke industri 4.0 sebanyak 20%. Nah setelah masuk ke industri 4.0 cacat produksinya berkurang menjadi 5% sampai 10%," kata Kukuh.




TERBARU

[X]
×