kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri Pengolahan Minim, Pengusaha Ekspor Rumput Laut Mentah


Senin, 24 Mei 2010 / 08:17 WIB
Industri Pengolahan Minim, Pengusaha Ekspor Rumput Laut Mentah


Reporter: Asnil Bambani Amri |

JAKARTA. Adanya peningkatan produksi dan juga peningkatan nilai tambah ekspor karaginan (carrageenan) dari Indonesia menuntut adanya industri pengolahan rumput laut menjadi karaginan. Kebutuhan akan industri itu pun pun tak mungil, yaitu 200 industri.

Saat ini Indonesia memiliki 26 perusahaan pengolahan rumput laut yang sudah beroperasi dalam ukuran skala menengah dan besar. Sedangkan, industri karaginan dalam skala kecil atau yang mampu produksi dibawah 1 ton karaginan perhari masih sangat minim investasi. Alasan klasik, pengusaha kesulitan dalam mendapatkan teknologi pengolahan rumput laut tersebut.

Akibat minimnya industri itulah penyebab tingginya eskpor rumput laut secara mentah karena lebih mudah dan tidak berbelit dibandingkan harus diolah menjadi karaginan atau produk lainnya. Padahal jika diekspor dalam bentuk olahan, maka harganya akan semakin tinggi dan akan ada nilai tambah bagi investasi dan juga penambahan pekerjaan di dalam negeri.

Masalah alat pengolahan muncul ke permukaan karena alat tersebut mesti didatangkan dari negara lain alias impor. Akibatnya, untuk mendirikan satu perusahaan pengolahan rumput laut dengan mengggunakan mesin impor setidaknya membutuhkan investasi miliaran rupiah.

“Selama ini kita selalu impor teknologi,” jelas Victor Nikijuluw, Direktur Usaha dan Investasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) usai menghadiri pertemuan BIFOS (Business and Investment Forum on Seaweed) di Surakarta tanggal 19-21 Mei lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×