kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri penyamakan kulit kurang bahan baku


Jumat, 30 Januari 2015 / 17:09 WIB
Industri penyamakan kulit kurang bahan baku
ILUSTRASI. Kemenko Marves membantah kritikan ekonom senior Faisal Bari mengenai kebijakan hilirisasi nikel di Indonesia.. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Asosiasi Penyamakkan Kulit Indonesia (APKI) mengeluhkan kesulitan bahan baku produksi. Pasokan kulit sapi dalam negeri masih jauh dari kebutuhan, begitu juga impor kulit sapi

Ketua Asosasi Penyamakkan Kulit Indonesia Susanto Haryono menjelaskan, kebutuhan bahan baku di tahun ini adalah kulit dari 20 juta ekor sapi. Pasokan dalam negeri hanya sekitar 5 juta ekor sapi saja. "Kami masih defisit bahan baku kulit dari 15 juta ekor sapi," ujar Susanto pada Jumat (30/1).

Impor kulit sapi pun belum bisa penuhi kebutuhan, sebab hanya memenuhi 20%-30% dari kebutuhan atau setara dengan 4 juta - 6 juta ekor. Pasalnya kementerian lainnya seperti Kementerian Perdagangan misalnya lebih memilih impor daging sapi ketimbang sapi utuh.

Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Harjanto mengatakan persoalan bahan baku ini memang masalah antar kementerian. "Akan coba kami komunikasikan dengan kementerian lain," ujar Harjanto.

Ia mengatakan pentingnya hilirisasi industri yaitu kulit yang diolah memberi nilai tambah ketimbang kulit dijual sebagai komoditas. Ekspor kulit pada 2013 sekitar US$ 200 juta. Sedangkan nilai ekspor produk kulit olahan mencapai US$ 3 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×