Reporter: Ario Fajar |
BANDAR LAMPUNG. Industri pengolahan hasil perikanan di Lampung terus bertumbuh. Hal tersebut turut mengerek pertumbuhan bisnis pengiriman barang (jasa logistik) di wilayah ini.
Beberapa perusahaan jasa logistik di Lampung yang ditemui KONTAN saat berlangsung acara Indonesian Aquaculture 2010 pada 4-6 Oktober 2010 lalu, mengakui bahwa pengiriman barang berupa produk olahan perikanan rata-rata naik 17%-20% tiap tahun. Kebanyakan berupa produk olahan ikan dan udang, sebut saja keripik, kerupuk, dan makanan olahan setengah jadi berupa baso ikan, sosis ikan dan pempek.
Salah satu perusahaan jasa logistik di Lampung adalah PT Prima Kencana Logistik (PKL). Perusahaan yang bermarkas di Bandar Lampung ini bisa mengirim rata-rata 10 ton sampai 17 ton produk perikanan, terutama kerupuk ikan, per bulan.
Produk ini dikirim ke Jawa Barat, Jakarta, Jawa Timur dan Bali. Sisanya untuk pengiriman di dalam kota. "Untuk pengiriman produk perikanan, tahun ini kami perkirakan naik 20%," ujar Sulaiman Cipta, Manajer Pemasaran PKL, Selasa (5/10). Tahun lalu, pengiriman produk perikanan melalui PKL rata-rata hanya 7 ton per bulan.
Biaya pengiriman 1 ton produk tersebut, misal ke Jawa, sekitar Rp 3 juta sampai Rp 4 juta per ton. "Bisa dihitung sendiri berapa pendapatan kotor kami setahun," imbuh Sulaiman.
Jasa logistik lain, PT Indologistik Bandar Lampung (IBL) juga kecipratan rezeki pertumbuhan industri makanan dari produk perikanan ini. Perusahaan ini lebih banyak mengirim produk olahan makanan setengah jadi. Produk setengah jadi olahan hasil perikanan ini berasal dari belasan industri rumahtangga di sekitar Lampung.
Pasarnya sendiri ke sekitar Sumatera seperti Medan, Palembang dan Padang. Serta ke Jakarta. "Setiap bulan selalu ada kenaikan jumlah pengiriman," ujar Neni Latief, Supervisor Produksi IBL.
Sebagai contoh, pada bulan Agustus, IBL mengirimkan barang sebanyak 16 ton. Pada bulan September 2010, jumlah pengiriman naik jadi 20 ton karena ada Lebaran.
Tahun lalu, pengiriman IBL hanya ke Medan dan Palembang. Tahun ini, Neni optimistis pengiriman produk ini akan tumbuh 17% dari tahun lalu. "Padahal, selama periode 2005-2009, pertumbuhannya hanya 5%," imbuhnya.
Salah satu home industry pembuat kerupuk dan baso ikan, Gaga Snack, mengaku sangat membutuhkan jasa logistik dari PKL, karena permintaan pelanggan dari luar Lampung terus meningkat. Bahkan pengirimannya mencapai 1,5 ton per bulan. "Sebulan kami bisa produksi 80.000-100.000 bungkus," ujar Asti Damayanti, sang pemilik. Harganya Rp 3.500-Rp 37.000 per bungkus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News