kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Industri plastik terjepit kenaikan harga minyak


Kamis, 25 Januari 2018 / 13:02 WIB
Industri plastik terjepit kenaikan harga minyak
ILUSTRASI. Pabrik bioplastik


Reporter: Agung Hidayat, Petrus Dabu | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga minyak mentah dunia telah memukul industri petrokimia dalam negeri. Salah satu sektor yang paling merasakan dampaknya ialah industri plastik. Akibat kenaikan harga minyak ini, produsen plastik harus menghadapi kenaikan harga bahan baku di kisaran 5%–20%.

Kenaikan harga minyak telah menyebabkan kenaikan harga semua bahan yang berasal dari petrokimiatermasuk bahan plastik. ""Kenaikan tidak merata, antara 5%–20% tergantung short atau over supply bahan tersebut, ujar Herman Moeliana, Presiden Direktur PT Inter Aneka Lestari Kimia kepada KONTAN, Rabu (24/1).

Tren kenaikan harga minyak mentah ini juga diperparah dengan pasokan bahan baku plastik yang masih menggantungkan dari impor. Akibatnya, para pelaku industri harus mencari strategi yang jitu agar produk yang mereka hasilkan tidak melambung terlalu tinggi.

Sekadar catatan, mengutip data Bloomberg harga minyak mentah berjangka AS atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2018 pada Rabu (24/1) sebesar US$ 64,55 per barel. Harga ini naik 15,47% secara year on year (yoy) dan 6,8% year to date (ytd).

Sedangkan, harga minyak Brent untuk pengiriman Maret 2018 juga meningkat menjadi US$ 69,82 per barel. Angka tersebut naik sekitar 22,13% secara year-on-year (yoy) dan sebesar 4,41% year-to-date (ytd).

Kekhawatiran terhadap naiknya harga minyak mentah dunia terhadap industri plastik juga diutarakan Dony Wahyudi, Manager Sales PT Trinseo Materials Indonesia mengatakan, pihaknya sangat berhati-hati dalam membaca arah bisnis akibat kenaikan harga minyak mentah dunia ini. "Harga minyak dunia naik terus, jadi demand ikut naik," terang Dony.

Melihat belum stabilnya harga minyak mentah dunia ini, Trinseo Materials Indonesia belum memiliki rencana menambah kapasitas produksi. Perusahaan ini masih akan maksimal kapasitas yang dimiliki saat ini.

Suplai menurun

Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Aromatik, Olefin & Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar A.D. Budiyono mengakui, harga bahan baku plastik di Januari ini mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Faktor utama yang menyebabkan kenaikan harga bahan baku plastik ini lebih disebabkan faktor suplai dan kebutuhan. "Ada pengaruhnya (kenaikan harga minyak mentah dunia) tetapi tidak terlalu besar. Yang berpengaruh karena faktor permintaan dan penawaran," kata Fajar.

Lebih rinci Fajar bilang, Januari ini harga bahan baku plastik polypropylene sebesar US$ 1.400 per ton, Polyethylene sebesar US$ 1.567 per ton, propylene sebesar US$ 950 per ton dan ethylene sebesar US$ 1.000 per ton.

Fajar mengatakan, secara global saat ini permintaan terhadap bahan baku plastik cukup besar. Terutama dari China. Sementara di sisi suplai mulai menipis, karena bulan Februari nanti beberapa pabrik bahan baku plastik di Thailand dan Taiwan mengalami shudown.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×