Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan industri kelapa sawit optimistis menghadapi tahun 2020 kendati mengalami penurunan kinerja di kuartal III 2019.
Laba bersih produsen minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) anjlok 90,11% secara tahunan menjadi Rp 111,18 miliar per kuartal III-2019. Pada periode sama tahun sebelumnya, AALI masih membukukan laba bersih sebesar Rp 1,12 triliun.
Melansir dari laporan keuangan di Keterbukaan Informasi BEI, Rabu (30/10), penurunan laba bersih ini sejalan dengan pendapatan total AALI yang turun sebesar 9,99% year on year (yoy) menjadi Rp 12,39 triliun, dari sebelumnya Rp 13,76 triliun.
Baca Juga: India setujui persyaratan Indonesia soal sawit, tapi...
Menanggapi hal tersebut, Senior Vice President PT Astra Agro Lestari Tbk Tofan Mahdi menjelaskan, penurunan harga jual rata-rata CPO jadi penyebab. "Sepanjang kuartal I hingga III tahun 2019 harganya masih rendah," terang Tofan kepada Kontan.co.id, Senin (4/11).
Kendati demikian, Tofan mengaku pihaknya berharap perbaikan di tahun 2020 menyusul perkiraan sejumlah pakar dalam Indonesia Palm oil Conference 2019 dimana harga CPO tahun depan diprediksi akan lebih baik dari tahun depan.
Lebih jauh Tofan menjelaskan, hingga September 2019, produksi CPO mencapai 1,25 juta ton atau turun 12,2% year on year (yoy). Sejauh ini sebaran pasar AALI terdiri dari 40% diserap pasar domestik dan 60% sisanya diekspor ke Tiongkok dan India.
Baca Juga: KTT ASEAN sepakat dorong peningkatan perdagangan, termasuk sawit
Kontan.co.id mencatat,PT Mahkota Group Tbk (MGRO) mencatatkan pendapatan yang menurun sepanjang kuartal III 2019. Berdasarkan laporan keuangan kuartal III, pendapatan MGRO turun 6,8% year on year (yoy) menjadi Rp 1,36 triliun dari sebelumnya Rp 1,46 triliun.
Pendapatan yang menurun diikuti dengan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang juga menyusut cukup dalam sebesar 46,83% yoy, dari sebelumnya Rp 45,41 miliar menjadi Rp 24,14 miliar.
Sekretaris Perusahaan MGRO Elvi menyebutkan, penurunan bottom line dikarenakan harga Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK) atau inti sawit yang secara global cenderung turun drastis sepanjang tahun 2019. "Itu juga di luar kendali perusahaan," katanya ketika dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (2/11).
Baca Juga: Mahkota Group (MGRO) mencatatkan penurunan pendapatan sepanjang kuartal III 2019
Walaupun mencatatkan penurunan, secara operasional produksi MGRO diklaim mengalami peningkatan. Lebih lanjut Elvi mengatakan, perusahaan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan.
MGRO berharap bisnis tahun depan akan lebih baik dibandingkan tahun 2019. Perusahaan optimistis karena lini hilirisasi atau refinery akan mulai berjalan penuh. Berdasarkan data yang dihimpun Kontan.co.id, sejauh ini proses pabrik sudah mencapai 85%.
Nantinya, pabrik akan menghasilkan produk minyak goreng dengan kapasitas produksi 1.500 ton per hari. Untuk produk kernel crushing plant akan menghasilkan minyak inti sawit sebesar 400 ton per hari.
Baca Juga: Laba sejumlah perusahaan Grup Astra merosot di kuartal III 2019
Optimisme MGRO didorong oleh faktor lainnya, seperti program biodiesel dari pemerintah, dan penambahan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Sumatera Selatan. "Itu semua akan memberikan dampak pada peningkatan kinerja kami di tahun depan," katanya lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News