Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Yudho Winarto
Kelompok rising stars tersebut dianggap sebagai negara yang menjanjikan dalam pengembangan industri mold, dies, jig and fixture. Bahkan, diproyeksinya industri semakin tumbuh dalam waktu dekat, baik secara volume pasar maupun kapabilitas seiring dengan pertumbuhan ekonomi.
Namun demikian, yang perlu diperhatikan dalam upaya memacu industri mold, dies, jig and fixture, Kemenperin fokus pada pengoptimalan penggunaan komponen dalam negeri sekaligus menjalankan kebijakan substitusi impor. Selain itu, didorong dengan kegiatan riset dan pengembangan (R&D) serta didukung ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten.
Oleh karena itu, Plt. Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kemenperin, M. Arifin berharap melalui seminar nasional ini menjadi salah satu tahapan untuk dapat menyusun blueprint pengembangan industri mold and dies di Indonesia.
Baca Juga: Ancaman Resesi Akan Menekan Kinerja Sektor Manufaktur Indonesia
“Tentunya dengan strategi kebijakan dan program pengembangan meliputi aspek produksi, peningkatan utilisasi, peningkatan kemampuan bahan baku dalam negeri, penguatan pasar dalam dan luar negeri, harmonisasi regulasi dan kebijakan, serta meningkatkan efektivitas penerapan standar produk,” tuturnya.
Seminar yang diikuti oleh para pelaku industri mold, dies, jig and fixture di Indonesia ini, menghadirkan beberapa narasumber dari perwakilan Kemenperin, Indonesia Mold & Dies Industry Association (IMDIA), Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM), serta PT. Astra Honda Motor (AHM).
Senior Advisor IMDIA Petrus Tedja Hapsoro menyampaikan, industri pendukung (supporting industries) khususnya pembuat produk mold, die, jig and fixture masih perlu dikembangkan secara optimal. Apalagi, industri ini menjadi sektor yang perlu mendapat prioritas pengembangan sesuai RIPIN 2015-2035.
“Dengan mendorong peningkatan kemampuan dan daya saing industri mold, dies, jig and fixture dalam negeri, diharapkan dapat mendukung program pengoptiomalan TKDN dan ekspor produk manufaktur,” jelasnya.
Dalam upaya pengembangan industri mold, dies, jig and fixture, IMDIA meminta kepada Kemenperin agar dapat menjalin kerja sama dengn dunia pendidikan untuk menyiapkan SDM yang kompeten.
Selain itu, diperlukan keberpihakan dan keterlibatan sektor industri elektronika, otomotif, alat kesehatan, dan kemasan untuk meningkatkan penggunaan produk mold, die, jig dan fixture dari dalam negeri.
“Kami juga mngharapkan adanya pemberian fasilitas fiskal maupun nonfiskal bagi perusahaan industri di dalam negeri yang melakukan investasi di bidang mold, die, jig and fixture,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News