CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.364.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.757   28,00   0,17%
  • IDX 8.420   13,34   0,16%
  • KOMPAS100 1.164   -0,44   -0,04%
  • LQ45 848   -0,95   -0,11%
  • ISSI 294   0,44   0,15%
  • IDX30 442   -0,63   -0,14%
  • IDXHIDIV20 514   -0,01   0,00%
  • IDX80 131   0,01   0,01%
  • IDXV30 135   -0,15   -0,11%
  • IDXQ30 142   -0,01   -0,01%

Infrastruktur dan Energi Terbarukan Dongkrak Prospek Konstruksi Indonesia pada 2026


Kamis, 20 November 2025 / 17:52 WIB
Infrastruktur dan Energi Terbarukan Dongkrak Prospek Konstruksi Indonesia pada 2026
ILUSTRASI. Konstruksi Flyover Nurtanio Bandung Capai 65%. Kementerian Pekerjaan Umum Dukung Operasional Whoosh, Konstruksi Flyover Nurtanio Bandung Capai 65%. DOK Kementerian PU


Reporter: Vina Elvira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri konstruksi Indonesia diproyeksikan memasuki 2026 dengan momentum yang lebih kuat, setelah dua tahun terakhir mencatat pertumbuhan stabil. 

Selama periode 2024–2026, nilai konstruksi nasional diperkirakan naik dari Rp 308,9 triliun menjadi Rp 331,5 triliun, dengan pertumbuhan 0,8% pada 2025 dan melesat 6,5% pada 2026. Secara keseluruhan, sektor ini mencatat CAGR sekitar 3,6%.

Director of Market Insights & Economics, Quantum Indonesia, Cahyono Siswanto, menyampaikan, pembangunan infrastruktur masih menjadi motor penggerak utama. Meski sempat ada penundaan tender, pemerintah tetap mendorong proyek transportasi strategis, perumahan terjangkau, dan pembangunan IKN. 

“Pipeline energi terbarukan juga memperkuat prospek sektor, seiring rencana pengembangan lebih dari 17 GW tenaga surya dan 11 GW tenaga hidro hingga 2034,” ungkap Cahyono, dalam siaran pers, Kamis (20/11/2025). 

Baca Juga: SMGR Perkuat Riset dan Inovasi untuk Dorong Konstruksi Berkelanjutan

Dari sisi swasta, konstruksi industri menjadi salah satu segmen yang tumbuh paling agresif. Nilainya meningkat dari Rp 67.927 miliar pada 2024 menjadi Rp 86.654 miliar pada 2026, dengan CAGR 12,9%. 

Pembangunan kawasan logistik, fasilitas kesehatan, perhotelan, dan pusat data terus bertambah, termasuk pipeline 250 MW kapasitas pusat data dalam dua tahun mendatang.

Segmen residensial menunjukkan pertumbuhan stabil di semua kategori. Township terintegrasi mulai menjadi primadona baru, ditopang minat kuat di Bali, Jakarta, Surabaya, dan Batam, terutama pada properti premium dan berorientasi gaya hidup.

Baca Juga: Industri Konstruksi Bidik Peluang dari Proyek 50.000 Hunian Vertikal KAI-AlQilaa

Meski prospek membaik, sejumlah tantangan masih membayangi. Industri menghadapi kekurangan tenaga kerja terampil, proses perizinan yang lambat, serta biaya material yang tetap tinggi akibat tekanan global. 

Kesenjangan pembiayaan infrastruktur juga menuntut strategi blended finance dan kolaborasi pemerintah–swasta yang lebih kuat.

“Sektor konstruksi Indonesia bergerak dari pemulihan menuju fase investasi jangka panjang yang lebih strategis. Dinamika 2026 dipengaruhi perubahan global pada energi, digitalisasi, dan kebutuhan komunitas urban,” tandasnya. 

Baca Juga: Jelang Tutup Tahun, Target Bauran Energi Hijau Indonesia Kembali Meleset

Selanjutnya: Simak Prospek Sampoerna Agro (SGRO) Setelah Diakuisisi Posco International

Menarik Dibaca: WINGS Group dan Alfamart Hadirkan Akses Kesehatan untuk 20 Ribu Ibu dan Anak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×