Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .
Jika menggunakan EBITDA kuartal III-2019 yang disetahunkan, rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA sebesar 3,2 kali dan total pinjaman bersih terhadap EBITDA sebesar 5,1 kali.
“Di tengah ketidakpastian keadaan pasar saat ini, kami sukses memasuki pasar obligasi rupiah dengan harga yang kompetitif,” kata Helmy.
Obligasi III Tahap IV tidak memberikan pengaruh pada leverage perusahaan, karena akan dipakai untuk membayar pinjaman yang ada. Leverage perseroan masih jauh di bawah pembatasan obligasi untuk tidak lebih tinggi dari 6,25 kali untuk rasio total pinjaman (yang diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya) terhadap EBITDA kuartal terakhir yang disetahunkan.
“Kami memiliki struktur utang yang sangat kuat, utang yang sepenuhnya terlindung nilai, jangka panjang, dan masih banyak ketersediaan komitmen yang belum digunakan. Obligasi III Tahap IV ini mendiversifikasi dan memperkuat struktur permodalan kami," katanya.
Baca Juga: Enam Perusahaan Merilis Obligasi Senilai Rp 5,2 Triliun
Sementara itu, Tower Bersama juga menyampaikan rencana pembelian kembali (buyback) saham. Perseroan berniat membeli sebanyak 1,13 miliar saham atau sekitar 5% dari modal disetor. Adapun dana yang dialokasikan sebesar Rp 22,65 miliar.
Buyback saham dilakukan mulai 24 Maret 2020 hingga 23 Juni 2020. PT Indo Premier Sekuritas ditunjuk sebagai perantara. Pembelian kembali saham tidak akan berpengaruh terhadap pendapatan perseroan, karena perseroan memiliki dana yang cukup untuk melakukan pembelian kembali dan membiayai kegiatan usaha.
Selain itu, Helmy menjelaskan, pendapatan perusahaan secara eksklusif berdasarkan kontrak 10 tahun yang tidak dapat dibatalkan dari pelanggan telekomunikasi Tower Bersama. karenanya Helmy berharap tidak ada dampak pada pendapatan Tower Bersama dari COVID-19 terhadap pendapatan kontrak perseroan.
"Kami menyadari situasi ini tetap sangat dinamis. Kami akan terus memberikan informasi terbaru dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan operasional kami tetap berjalan lancar," ujarnya.
Baca Juga: Ada enam obligasi korporasi baru pada Maret ini, seperti apa prospeknya?